Logo Bloomberg Technoz

Momentum positif pasar kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia, yang didukung oleh kebijakan pemerintah yang pro-EV dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan isu lingkungan, disebut Yannes juga turut mempercepat proses adopsi mobil BYD.

“Faktor psikologis seperti keinginan untuk menjadi bagian dari tren, yang tercermin dalam fenomena FOMO pada sebagian pembeli produk EV, juga berpengaruh pada keputusan pembelian di kalangan early adopters,” terang Yannes.

Akan tetapi, kinerja penjualan BYD yang gemilang pada Juli—Agustus tiba-tiba terjungkal pada September, setelah laporan penjualan wholesales atau tingkat pabrikan ke dealer dari merek mobil China tersebut anjlok 39,9% secara bulanan.

Menurut Yannes, fenomena tersebut tidak dipicu oleh berakhirnya periode FOMO mobil BYD, tetapi disebabkan akibat tren penjualan kendaraan roda empat yang memang menurun secara umum di Indonesia.

“Namun, penurunan penjualan BYD, dan berbagai merek mobil EV dan ICE [internal combustion engine] lainnya mengindikasikan bahwa ada faktor eksternal yang mulai berperan,” terang Yannes.

“Perlambatan ekonomi global yang berimbas ke Indonesia dan peningkatan persaingan di pasar EV domestik, yang menyebabkan terpecahnya pasar per merek kendaraan, juga menjadi faktor penentu dalam fluktuasi penjualan. Kondisi ekonomi makro yang stagnan dan dinamika persaingan tampaknya merupakan determinan kunci dalam fluktuasi penjualan di pasar otomotif.”

BYD Seal terparkir di IPCC Terminal Kendaraan, Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat, (12/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Dihubungi secara terpisah, Head of PR and Government Relations PT BYD Indonesia Luther Panjaitan menilai penurunan penjualan produk BYD tersebut sejalan dengan kondisi pasar otomotif nasional yang mengalami sedikit fluktuasi pada periode tersebut.

"Kami di BYD Indonesia menyadari akan penurunan penjualan pada September 2024. Hal ini sejalan dengan data Gaikindo yang menunjukkan adanya sedikit penurunan di pasar otomotif nasional. Meskipun demikian, BYD tetap optimis dan melihat hal ini sebagai bagian dari dinamika pasar yang fluktuatif," jelas Luther kepada Bloomberg Technoz, Selasa (15/10/2024).

Meskipun terjadi penurunan penjualan, Luther juga menekankan penjualan BYD secara wholesales tetap stabil di angka sekitar 2.000 unit, dan BYD terus mempertahankan posisinya sebagai pemain utama di segmen kendaraan listrik selama tiga bulan berturut-turut.

"BYD tetap menjadi key player di segmen kendaraan listrik selama tiga bulan berturut-turut," sambungnya.

Sekadar catatan, BYD mengalami penurunan penjualan mobilnya dari pabrik ke dealer atau di tingkat wholesales hingga 40% di pasar Indonesia pada September 2024.

Berdasarkan data terbaru Gaikindo, pada bulan kesembilan tahun berjalan, BYD diketahui hanya berhasil menjual 2.075 unit kendaraan listriknya, turun 39,9% dari realisasi bulan sebelumnya.

Sejak resmi masuk pasar Indonesia pada Juni 2024, padahal, BYD menjadi salah satu mobil China yang paling diterima dengan baik di pasar Indonesia. Bahkan, pada Agustus 2024, BYD berhasil mencatatkan penjulan terbanyaknya di angka 2.940 unit.

Total Penjualan Mobil di Tingkat Wholesales pada Januari—September 2024:

  1. Toyota: 208.301 unit
  2. Daihatsu: 125.849 unit
  3. Honda: 69.320 unit
  4. Mitsubishi Motors: 54.207 unit
  5. Suzuki:  48.991 unit
  6. Mitshubishi Fuso: 20.080 unit
  7. Isuzu: 20.076 unit
  8. Hyundai - HMID: 17.164 unit
  9. Hino: 16.674 unit
  10. Wuling: 13.914 unit
  11. BYD: 8.536 unit
  12. Chery: 6.190 unit

(wdh)

No more pages