Amalia menyatakan bahwa ketiga negara tersebut merupakan tiga besar negara tujuan ekspor yang memberikan kontribusi sebesar 43,57% dari total ekspor non migas Indonesia pada September 2024.
Lebih lanjut, ekspor Indonesia ke negara kawasan ASEAN dilaporkan sebesar US$3,91 miliar. Kinerja ekspor September ini tercatat lebih rendah dibandingkan bulan Agustus 2024, yang sebesar US$4,01 miliar.
Sedangkan dengan Uni Eropa, ekspor RI ke wilayah ini pada September 2024 dilaporkan sebesar US$1,56 miliar. Angka ini dilaporkan lebih baik dibandingkan kinerja bulan sebelumnya yang sebesar US$1,54 miliar.
Sebagai informasi, nilai ekspor Indonesia pada September 2024 tercatat US$ 22,08 miliar. Angka ini menurun 5,8% secara bulanan (month-to-month/mtm) dibanding kinerja ekspor Agustus 2024.
Amalia menyebut nilai ekspor migas tercatat US$1,17 miliar atau turun 2,81%, sedangkan nilai ekspor nonmigas turun 5,96% atau US$20,91 miliar.
"Perkembangan ekspor September secara bulanan terutama didorong penurunan ekspor nonmigas," kata Amalia dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta.
Dia menjelaskan penurunan ekspor nonmigas yang dimaksud terutama pada komoditas lemak hewani dan nabati, bijih logam, kerak dan abu, mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya.
Selain itu, penurunan ekspor migas terutama didorong oleh penurunan nilai ekspor gas dengan andil -0,27%.
Kendati demikian, nilai ekspor Indonesia pada September 2024 meningkat 6,44% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Pada Agustus, ekspor Indonesia tumbuh 7,13% yoy.
(azr/lav)