Penurunan kinerja ekspor pada September adalah karena turunnya ekspor migas 2,81% dan ekspor nonmigas yang juga menurun 5,96%.
"Penurunan nilai ekspor secara bulanan terutama didorong oleh penurunan ekspor nonmigas terutama pada komoditas lemak dan hewan nabati HS15, lalu bijih logam, kerak dan abu HS26, mesin dan perlengkapan elektronik dan bagiannya HS85," jelas Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti siang ini di Jakarta.
Sementara IHSG masih melanjutkan penguatan 0,67% pada saat kinerja perdagangan diumumkan.
Sedangkan di pasar Surat Berharga Negara (SBN), tenor pendek menunjukkan kenaikan yield, begitu juga tenor 5Y. Sedangkan tenor 10Y stabil di 6,67%.
BPS melaporkan, di kala ekspor menurun, kinerja impor juga turun lebih dalam. Yaitu turun 8,91% dibandingkan Agustus. Namun, secara tahunan, impor masih tumbuh 8,55%, melambat dibanding capaian Agustus dengan pertumbuhan 9,46%.
Kinerja impor pada September itu di bawah prediksi pasar yang semula memperkirakan akan ada pertumbuhan 12,15%. Begitu juga capaian kinerja ekspor, masih dibawah ekspektasi pasar yang memperkirakan akan ada peningkatan 8,1% bulan lalu.
Penurunan impor yang lebih dalam ketimbang ekspor secara bulanan, membuat nilai surplus neraca dagang pada September lebih besar ketimbang prediksi. BPS mencatat, surplus neraca dagang September mencapai US$3,26 miliar, naik dibanding Agustus sebesar US$2,9 miliar dan melampaui prediksi pasar yang meramal akan ada penurunan jadi US$2,8 miliar.
Efek SMI memudar
Berbalik arah rupiah jadi lebih lemah karena data ekspor impor, memudarkan efek penunjukan Sri Mulyani sebagai menteri keuangan di kabinet Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Rupiah sejak pagi tadi cenderung menguat bahkan ketika mayoritas mata uang Asia tertekan oleh penguatan indeks dolar AS yang sudah di level 103 saat ini.
Penguatan rupiah didukung oleh kepastian akan posisi menteri keuangan di kabinet Presiden terpilih Prabowo Subianto nanti.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dipastikan akan kembali menjabat posisi yang sama. Pada Senin malam, Sri Mulyani dipanggil oleh Prabowo di kediamannya, kawasan Kertanegara.
Penunjukan lagi Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan di kabinet pemerintahan Prabowo Subianto memberi kelegaan pada pasar.
"SMI dikenal sebagai sosok yang bertangan dingin mengonsolidasikan fiskal, seorang ahli keuangan yang cerdas yang tahu cara menurunkan premi risiko bagi Indonesia. SMI pada dasarnya telah menurunkan premi risiko rupiah," kata Vishnu Varathan, Head of Economic and Strategy Mizuho di Singapura dilansir dari Bloomberg News.
Pada momen transisi, kepemimpinan SMI menurutnya bisa meringankan beberapa kekhawatiran terkait risiko fiskal Indonesia ke depan.
(rui)