Kemudian imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun 8 basis poin (bps), koreksi harian terdalam sejak Maret. Yield obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun, yang sensitif terhadap suku bunga kebijakan, turun 9 bps. Lalu Dollar Index (yang mengukur posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama) juga terkoreksi.
Investor menurunkan proyeksi kenaikan suku bunga acuan di AS, berdasarkan pasar futures. Saat ini pasar memperkirakan suku bunga akan berada di bawah 4,5% pada akhir tahun, setelah memuncak pada Juni.
Pergerakan tipis ini menandakan minimnya arah di pasar jelang pekan yang sibuk dengan banyak rilis data ekonomi dan laporan keuangan emiten. Aktivitas manufaktur AS lebih lemah dari perkiraan para ekonom, dan masih ada ketidakpastian soal batas utang (debt ceiling) pemerintah AS.
Akhir pekan ini, akan dirilis data pertumbuhan ekonomi AS dan inflasi menurut Personal Consumption Expenditure (PCE) yang menjadi acuan Bank Sentral The Federal Reserve/The Fed.
“Data yang dirilis tidak kunjung memberikan sinyal soal pertumbuhan ekonomi dan arah kebijakan. Permintaan tidak turun signifikan untuk menunjukkan resesi, tetapi tidak ada juga indikasi akselerasi,” kata Dennis Debusschere, Strategist di 22V Research.
Harga saham First Republic Bank jatuh setelah rilis laba yang di atas perkiraan, tetapi tidak dengan simpanan. Saham UBS Group AG melesat setelah Credit Suisse AG yang mereka akuisisi melaporkan dana keluar yang lebih rendah dari perkiraan.
Microsoft Corp, Meta Platforms Inc, dan Amazon.com Inc akan melaporkan kinerja keuangan akhir pekan ini.
(bbn)