Logo Bloomberg Technoz

Pada Senin, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melakukan manuver di sekitar pulau utama Taiwan dan beberapa pos terdepan yang lebih kecil yang dimaksudkan sebagai peringatan kepada pemerintah Presiden Taiwan Lai Ching-te untuk menghentikan "tindakan separatis."

"Kami hanya ingin menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh elemen 'kemerdekaan Taiwan' agar mereka mengerti bahwa pedang tajam menggantung tinggi di atas kepala mereka," kata juru bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian pada Senin malam setelah latihan militer berakhir, menurut unggahan media sosial kementerian tersebut.

China mengatakan latihan tersebut melibatkan pasukan darat, laut, udara, dan rudal, dan bahwa mereka mempraktikkan "blokade di pelabuhan dan wilayah-wialayh utama." Taiwan juga melaporkan adanya lonjakan serangan siber.

Pada Selasa, Perdana Menteri Taiwan Cho Jung-tai mengatakan jika China mengadakan lebih banyak latihan militer, "kami semua akan siap dan terus bersiaga." "Kami telah melakukan ini di masa lalu dan akan melakukannya di masa depan," katanya.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan AS “sangat prihatin” dengan manuver PLA. Presiden Joe Biden telah berulang kali berjanji untuk mempertahankan pusat semikonduktor yang terletak di jalur pelayaran utama dari serangan apa pun oleh China. Beijing mengatakan mereka harus membawa Taiwan di bawah kendalinya suatu hari nanti, dengan kekerasan jika perlu.

Militer China telah berupaya untuk menghilangkan garis tengah di selat tersebut. AS membuat garis batas itu pada tahun 1954 selama periode ketegangan lintas selat, dan selama beberapa dekade militer China sebagian besar tetap berada di pihaknya.

PLA sekarang secara teratur mengirim penerbangan melintasi garis tersebut, yang membuat militer Taiwan yang lebih kecil menjadi risau.

Latihan manuver militer PLA dilakukan setelah Lai dalam pidatonya minggu lalu mengatakan dia akan bekerja untuk "melawan aneksasi atau pelanggaran terhadap kedaulatan kita" dan menegaskan kembali bahwa kedua belah pihak di selat itu tidak "saling tunduk"—pidato yang membuat China murka.

Latihan tersebut merupakan kali kedua yang diadakan China sejak pelantikan Lai pada Mei lalu, yang sangat tidak dipercayai Beijing karena dianggap sebagai upaya membentuk kemerdekaan.

Wu, juru bicara Kementerian Pertahanan China, memberikan respons atas pertanyaan dari wartawan tentang pidato Lai pada Hari Nasional Taiwan. Menegaskan penghinaan China terhadap presiden baru tersebut, Wu juga berbicara soal Lai bahwa ia "dan rekan-rekannya telah melupakan leluhur mereka" dan memicu "permusuhan dan konfrontasi."

"Kami tidak akan pernah berjanji untuk berhenti menggunakan kekerasan dan tidak akan pernah memberikan sedikit pun ruang untuk 'kemerdekaan Taiwan'," tambah Wu.

(bbn)

No more pages