Jika janji itu ditepati, maka industri baja akan ikut merasakan dampaknya. Sebab, pemulihan sektor properti akan ikut mengerek permintaan baja.
Industri baja sangat ‘haus; akan energi. Jadi, otomatis permintaan batu bara akan meningkat.
Perlu dicatat, China adalah konsumen batu bara terbesar dunia. Saat permintaan batu bara meningkat seiring kebangkitan industri baja, maka harga komoditas tersebut akan ikut naik.
“Kementerian memberikan komitmen yang positif. Kami relatif bullish,” tegas Li Xuezhi, Kepala Chaos Ternary Research Institute, seperti diwartakan Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara mantap di zona bullish. Tercermin dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 58,44. RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 63,84. Menghuni area beli (long).
Namun dengan kenaikan yang sudah cukup tinggi, risiko koreksi masih akan menghantui. Cermati pivot point di US$ 148/ton. Jika tertembus, maka harga batu bara akan menguji support di kisaran US$ 147-145/ton.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 152/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga batu bara naik lagi ke arah US$ 156/ton.
(aji)