Stock split saham Indosat juga ditujukan untuk meningkatkan volume transaksi dan likuiditas, serta memperluas akses terhadap saham ISAT bagi investor ritel dari berbagai kalangan, terutama generasi muda.
Dalam tujuan tersebut, ISAT menggelar stock split dengan rasio 1:4 untuk jenis saham seri B. Dengan demikian, nilai nominal saham tersebut berubah menjadi Rp25/saham dari sebelumnya Rp100/saham.
Kemudian, jumlah saham seri B yang semula sebanyak 8,06 miliar saham akan bertambah 4 kali lipat menjadi sebanyak 32,25 miliar saham.
“Awal perdagangan saham ISAT dengan nilai nominal baru hasil stock split di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi dilaksanakan mulai 14 Oktober 2024, sehingga saham ISAT dengan nilai nominal lama tidak dapat diperdagangkan lagi,” mengutip pengumuman Bursa Efek Indonesia.
Manajemen Indosat (ISAT) menilai, likuiditas sahamnya saat ini tergolong rendah. Ini menjadi alasan perusahaan melakukan stock split. Usai stock split, likuiditas saham ISAT diharapkan bisa lebih meningkat.
“Dengan meningkatkan keterjangkauan dan likuiditas saham, kami mengajak lebih banyak masyarakat untuk menjadi bagian dari visi Indosat. Tujuan kami lebih dari sekadar pertumbuhan finansial, melainkan tentang memberdayakan individu dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ujar Vikram dalam siaran resminya, di September lalu.
(fad/wep)