Bank Amar menyatakan bahwa mereka akan terus berkomitmen untuk mempertahankan kinerja positif dan menyediakan layanan keuangan digital yang inovatif guna meningkatkan kualitas hidup individu dan UMKM, terutama mereka yang unbanked dan underbanked.
Adapun total aset Bank Amar juga meningkat 5,73% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya menjadi Rp4,7 triliun, dengan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 6,16% dan sukses mencatatkan total kredit mencapai Rp2,4 triliun dibandingkan dengan posisi pada 31 Desember 2022.
“Pertumbuhan aset tersebut tak lepas dari keberhasilan Tunaiku, platform pinjaman digital unggulan dari Bank Amar, yang memberikan kontribusi sebesar 71,55% dari total penyaluran kredit, atau setara dengan Rp1,72 triliun dari total kredit,” papar Vishal Tulsian.
Pada sisi pendanaan, pertumbuhan DPK mencapai sebesar Rp208 miliar yang meningkat 20,70% secara kuartalan. Peningkatan giro dan tabungan sebesar 4,39% sebagai komponen pendanaan, hal ini mengindikasikan kepercayaan masyarakat terhadap Bank Amar terus tumbuh.
Pencapaian positif Bank Amar juga dilanjutkan dengan sukses membukukan penurunan rasio Biaya Operasi Pendapatan Operasi (BOPO) yang signifikan menjadi 25,84%.
“Selain itu, Bank Amar terus menjaga efektivitas pengelolaan kualitas aset dengan menerapkan prosedur penilaian risiko yang hati-hati,” papar David Wirawan, Senior Vice President Finance Bank Amar.
Alhasil, Bank Amar mencatatkan rasio Non-Performing Loan (NPL) sebesar 1,84% pada kuartal I-2023, jauh di bawah ketentuan regulator sebesar 5%.
Sekadar informasi, berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek pada 31 Maret 2023 Pemegang Saham Pengendali Bank Amar adalah Tolaram Group Inc. yang beralamat di International Business Park, Singapore dengan kepemilikan sejumlah 12,94 miliar saham, atau mencapai 70,44% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Sementara itu, Investree Singapore Pte Ltd. menggenggam sejumlah 2,54 miliar saham (13,83%), dan untuk publik sebesar 2,89 miliar saham (15,72%).
(fad/frg)