Penjualan Mobil & Motor Lesu, Stimulus Fiskal Prabowo Ditunggu
Ruisa Khoiriyah
15 October 2024 07:10
Bloomberg Technoz, Jakarta - Penjualan barang-barang tahan lama (durable goods) seperti sepeda motor atau mobil, juga berbagai jenis barang/jasa nonmakanan pada September lalu, makin memperpanjang daftar indikasi tekanan daya beli yang tengah melanda perekonomian domestik.
Perekonomian Indonesia membutuhkan stimulus baru yang bisa memberi sokongan kebangkitan ke depan, di tengah peningkatan lagi ketidakpastian pasar global yang potensial menekan nilai tukar rupiah di sisa tahun. Dalam konteks itu, kebijakan Bank Indonesia yang mulai menggelar Rapat Dewan Gubernur pekan ini, pada 16-17 Oktober, akan menjadi sangat pivotal.
Di satu sisi, otoritas moneter sebenarnya cukup memiliki ruang melanjutkan pelonggaran moneter yang sudah dimulai September lalu, menyusul tingkat inflasi yang telah berada di bawah batas tengah target BI tahun ini. Namun, turbulensi pasar global yang kembali tinggi dan memantik volatilitas rupiah, mungkin akan menahan langkah BI menggulirkan dukungan pada pemulihan permintaan di ekonomi domestik.
Pemerintah bisa mengambil peran dengan memperkuat stimulus fiskal agar pelemahan permintaan di ekonomi tidak berlanjut menyeret ekonomi semakin melambat. Dalam konteks itu, penundaan kebijakan-kebijakan yang potensial semakin menekan daya beli masyarakat, bisa memberi dukungan yang dibutuhkan.
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) melaporkan, penjualan kendaraan roda dua pada September tercatat sebesar 528.715 unit, turun 8% dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, secara tahunan, masih terjadi pertumbuhan tipis 3,7%.