Yield UST-10Y kembali menyentuh 4,1%, sedangkan tenor pendek 2Y naik ke 3,96% pada perdagangan terakhir pekan lalu.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah pagi ini telah masuk ke zona merah di antara Rp15.590 sampai dengan Rp15.600/US$, dengan support terkuat rupiah pada Rp15.650/US$.
Sementara trendline terdekat pada time frame daily menjadi resistance psikologis potensial pada level Rp15.550/US$. Kemudian, target penguatan optimis lanjutan untuk dapat kembali menguat ke level Rp15.500/US$.
Adapun dalam sepekan perdagangan, selama rupiah bertengger di atas Rp15.600/US$ usai tertekan, maka masih ada potensi untuk lanjut melemah dalam tren jangka pendek, ke level Rp15.680-Rp15.700/US$.
Sebaliknya, apabila terjadi penguatan hingga Rp15.500/US$ rupiah berpotensi terus menguat hingga Rp15.400/US$ sampai dengan Rp14.350/US$.
BI rate akan ditahan
Pekan ini juga akan menjadi pekan BI rate. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia bulanan digelar pada 15-16 Oktober dan akan menentukan kebijakan bunga acuan setelah bulan lalu mendahului siklus pelonggaran.
Deflasi selama lima bulan terakhir seharusnya bisa memberikan ruang bagi Perry Warjiyo dan kolega untuk melanjutkan pemangkasan bunga acuan. Namun, tekanan yang dihadapi oleh rupiah beberapa waktu terakhir akibat ketidakpastian global yang kembali datang hingga memicu arus keluar modal asing, mungkin akan membuat BI lebih berhati-hati.
Nilai rupiah telah melemah 1,54% sejak pertama kali BI rate dipangkas pada 18 September sampai perdagangan terakhir Jumat lalu. Tekanan yang dihadapi oleh rupiah terutama karena volatilitas pasar global akibat ketidakpastian arah kebijakan bunga The Fed pasca data-data memperlihatkan pasar tenaga kerja dan ekonomi negeri itu ternyata masih begitu tangguh.
Turbulensi di pasar global telah memicu arus keluar modal asing dari pasar domestik. Data Bloomberg mencatat, asing membukukan net outflows sepekan terakhir senilai US$291 juta week-to-date. Dengan kurs dolar AS saat ini, nilai outflows itu sekitar Rp4,53 triliun. Sementara menghitung sejak awal Oktober atau sejak kuartal IV-2024, asing mencatat net outflows US$405,2 juta.
Selain itu, dalam lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) terakhir, BI kembali menaikkan bunga diskonto SRBI-12M ke level 6,83% yang menjadi kenaikan beruntun dalam dua lelang terakhir. Kenaikan itu seolah menjadi sinyal bahwa kemungkinan besar BI rate akan ditahan untuk membantu rupiah lebih stabil kendati tekanan harga sudah sangat mengecil di bawah batas tengah target bank sentral.
Konsensus 26 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg sampai Ahad kemarin, memperkirakan BI rate akan ditahan di level 6%.
(rui)