Bahlil memastikan pemerintah tengah menghitung jumlah volume konsentrat tembaga yang diizinkan untuk diekspor usai Desember 2024, tetapi belum ada keputusan ihwal hal tersebut.
“Itu kan ekspornya bukan totalnya, antara produksi dengan kapasitas tampung di industri [smelter] mereka, selisihnya itu yang diekspor. Namun, lagi dihitung, belum ada sampai ke sana, kita lagi hitung,” ujarnya.
Menurut Bahlil, keran ekspor konsentrat tembaga yang kembali dibuka usai Desember 2024 juga dilakukan karena PTFI dan AMNT telah menggelontorkan dana investasi yang besar untuk pembangunan smelter.
Sekadar catatan, Freeport menggelontorkan investasi sebesar Rp56 triliun untuk smelter yang mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga dan AMNT sebesar Rp21 triliun untuk smelter dengan kapasitas input 900.000 ton.
Presiden Joko WIdodo sebelumnya mengatakan kemungkinan pemberian relaksasi terhadap ekspor konsentrat tembaga usai Desember 2024 akan menjadi keputusan dari pemerintahan selanjutnya di bawah presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Tanyakan ke menteri yang baru dan presiden baru,” ujar Jokowi saat ditemui di agenda Malam Puncak HUT Ke-79 Pertambangan dan Energi, dikutip Jumat (11/10/2024).
Sekadar catatan, relaksasi berupa perpanjangan ekspor produk pertambangan hasil pengolahan dan/atau pemurnian saat ini hanya berlaku sampai 31 Desember 2024, dari seharusnya 31 Mei 2024.
Hal itu termaktub dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 11/2024 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 23/2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Ekspor, yang diundangkan pada Jumat (31/5/2024). Adapun, Permendag No. 11/2024 ini mulai berlaku pada Sabtu (1/6/2024).
“[Produk pertambangan hasil pengolahan dan/atau pemurnian berupa] hanya dapat diekspor sampai dengan tanggal 31 Desember 2024 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang energi dan sumber daya mineral, yang dibuktikan dengan nomor dan tanggal pendaftaran Pemberitahuan Pabean Ekspor dari kantor pabean,” tulis Pasal 49 Ayat 1 beleid tersebut.
Adapun, Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas sebelumnya mengungkapkan smelter katoda tembaga terbaru di Manyar, Gresik, Jawa Timur dengan nilai investasi Rp56 triliun baru akan berproduksi 100% pada Januari 2025, sedikit di belakang tenggat awal pada Desember 2024.
“Nanti mulai Januari akan 100% dimurnikan di dalam negeri. 100% yang akan menghasilkan tembaga kira-kira 900.000 ton sampai 1 juta ton tergantung kadar tambang. Hasilnya 99,9% furnace of copper, furnace of gold, furnace of silver,” ujar Tony dalam agenda BNI Investor Daily Summit 2024, Selasa (8/10/2024).
Tony menggarisbawahi smelter tersebut sudah mulai berproduksi, tetapi diperlukan beberapa penyesuaian karena merupakan pabrik peleburan tembaga single line terbesar di dunia dan bukan merupakan proyek yang mudah.
(dov/wdh)