Pasar tembaga juga mengalami hal yang sama, mencapai rekor di atas US$11.000 per ton pada Mei sebelum turun. Pada awal perdagangan, kontrak tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,7% menjadi US$9.719 per ton. Harga minyak mentah berjangka Brent juga turun 1,8%. China adalah importir terbesar di dunia untuk ketiga komoditas ini.
Logam telah menguat dalam beberapa minggu terakhir setelah Beijing meluncurkan serangkaian intervensi moneter untuk mendukung pertumbuhan. Namun, para investor komoditas telah menuntut langkah-langkah lebih lanjut di sisi fiskal, yang berdampak pada konsumsi bahan, dan diperlukan untuk menggantikan permintaan yang hilang akibat kemerosotan real estat China yang berkepanjangan.
Dengan demikian, fokus pemerintah pada rencana untuk memperbaiki sektor properti akan disambut baik oleh pasar, tidak hanya melalui permintaan bahan baku, tetapi juga karena perumahan merupakan penyimpanan kekayaan yang penting bagi masyarakat China.
Krisis Perumahan
Krisis perumahan telah menyusutkan pentingnya sektor ini bagi pabrik-pabrik baja di China, dengan konstruksi yang menyumbang 24% dari konsumsi di tahun 2023 dari 42% di tahun 2011, menurut perusahaan pertambangan raksasa BHP Group Ltd.
Sebaliknya, pembuatan mesin telah meningkat dari 20% menjadi 30% dalam kurun waktu tersebut, sementara ekspor baja telah meningkat tajam selama dua tahun terakhir.
Tembaga diuntungkan atas penggunaan lebih luas daripada baja dan memiliki peran utama dalam transisi energi, meskipun konstruksi masih menyumbang hampir seperlima dari pasar, menurut Citic Securities Co.
Harga logam lain seperti aluminium dan seng, serta bahan bakar seperti solar, juga dipengaruhi oleh tingkat aktivitas di lokasi pembangunan, serta pembelian barang tahan lama yang biasanya menyertai rumah baru.
Penekanan pada peningkatan konsumsi ini diharapkan dapat mengarahkan respons fiskal pemerintah terhadap kesulitan ekonominya.
Urbanisasi selama puluhan tahun telah memenuhi ruang untuk investasi negara yang padat logam dalam infrastruktur, yang menjadi kurang dapat diandalkan sebagai pendorong pertumbuhan.
Namun, sekali lagi, pengarahan Kemenkeu hanya berisi sedikit petunjuk baru tentang bagaimana pemerintah berencana untuk meningkatkan pengeluaran warganya.
Tingkat tantangan-tantangan China dalam hal ini sekali lagi terungkap dari data harga pada Minggu (13/10/2024), yang menunjukkan ekonominya sangat terbebani oleh tekanan-tekanan deflasi.
Harga konsumen naik lebih rendah dari perkiraan pada September, sementara di tingkat pabrik turun selama 24 bulan berturut-turut, menekankan perlunya dukungan kebijakan lebih lanjut.
Rincian—dan harga—untuk langkah-langkah fiskal yang lebih baik mungkin akan diumumkan, mungkin saat para legislator China bertemu pada akhir tahun ini. Namun sementara itu, para investor komoditas kemungkinan besar akan menarik tanduk mereka sampai skala dukungan pemerintah terungkap.
(bbn)