Kepemilikan emas fisik menunjukkan peningkatan selama 5 bulan berturut-turut, hingga mencapai 3.200 ton pada September, menurut data World Gold Council.
“Derasnya arus modal ke pasar ETF emas membuat nilainya secara year-to-date menjadi positif US$ 389 juta,” ujar John Reade, Market Strategist di World Gold Council, seperti diberitakan Bloomberg News,
Harga emas sempat berulang kali menyentuh rekor tertinggi, di tengah pelonggaran kebijakan moneter. Emas sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset) akan diuntungkan saat suku bunga bergerak turun.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih menghuni zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 59,66. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 29,25. Menempati area jual (short).
Oleh karena itu, sepertinya tekanan terhadap harga emas masih akan terjadi. Ada kemungkinan harga akan menguji Moving Average (MA) 10 di US$ 2.642/troy ons, Jika tertembus, maka US$ 2.638/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Sedangkan pivot point harga emas ada di US 2.649/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik ke rentang US$ 2.651-2.654/troy ons.
(aji)