Gubernur The Fed Dallas Lorie Logan menyatakan FFR perlu bergerak ke level normal di tengah perekonomian yang masih kuat dan stabil tetapi menghadapi risiko kenaikan inflasi, memberikan sedikit rasa tenang di pasar.
Bunga acuan AS sepertinya masih akan didorong ke level netral yang tidak membebani pasar tenaga kerja akan tetapi juga tidak memicu lonjakan inflasi lebih jauh.
Lanskap itu sulit memberikan ruang penguatan yang leluasa bagi rupiah. Meski di pasar offshore pada penutupan pekan lalu, rupiah NDF ditutup menguat 0,68% ke level Rp15.597/US$, namun penguatan dolar AS pagi ini menekan rupiah lagi.
Pagi ini, rupiah NDF dibuka melemah tipis ke kisaran Rp15.603/US$, ketika kebanyakan mata uang Asia dibuka melemah dipimpin oleh yuan offshore yang turun 0,28%. Lalu, dolar Singapura 0,18%, won Korsel 0,17%, yen Jepang turun 0,15%, ringgit dan dolar Hong Kong melemah tipis 0,05% dan 0,03%.
BI rate akan ditahan
Pekan ini juga akan menjadi pekan BI rate. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia bulanan digelar pada 15-16 Oktober dan akan menentukan kebijakan bunga acuan setelah bulan lalu mendahului siklus pelonggaran.
Deflasi selama lima bulan terakhir seharusnya bisa memberikan ruang bagi Perry Warjiyo dan kolega untuk melanjutkan pemangkasan bunga acuan. Namun, tekanan yang dihadapi oleh rupiah beberapa waktu terakhir akibat ketidakpastian global yang kembali datang hingga memicu arus keluar modal asing, mungkin akan membuat BI lebih berhati-hati.
Nilai rupiah telah melemah 1,54% sejak pertama kali BI rate dipangkas pada 18 September sampai perdagangan terakhir Jumat lalu. Tekanan yang dihadapi oleh rupiah terutama karena volatilitas pasar global akibat ketidakpastian arah kebijakan bunga The Fed pasca data-data memperlihatkan pasar tenaga kerja dan ekonomi negeri itu ternyata masih begitu tangguh.
Turbulensi di pasar global telah memicu arus keluar modal asing dari pasar domestik. Data Bloomberg mencatat, asing membukukan net outflows sepekan terakhir senilai US$291 juta week-to-date. Dengan kurs dolar AS saat ini, nilai outflows itu sekitar Rp4,53 triliun. Sementara menghitung sejak awal Oktober atau sejak kuartal IV-2024, asing mencatat net outflows US$405,2 juta.
Selain itu, dalam lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) terakhir, BI kembali menaikkan bunga diskonto SRBI-12M ke level 6,83% yang menjadi kenaikan beruntun dalam dua lelang terakhir. Kenaikan itu seolah menjadi sinyal bahwa kemungkinan besar BI rate akan ditahan untuk membantu rupiah lebih stabil kendati tekanan harga sudah sangat mengecil di bawah batas tengah target bank sentral.
Konsensus 26 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg sampai Ahad kemarin, memperkirakan BI rate akan ditahan di level 6%.
(rui)