Indeks Dolar AS Bangkit Pagi Ini, Rupiah Bisa Kembali Lemah
Tim Riset Bloomberg Technoz
14 October 2024 07:20
Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah berpotensi kembali tertekan mengawali pekan ketika keputusan bunga acuan BI rate akan diumumkan pada Rabu.
Kebangkitan lagi dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini di tengah kenaikan tensi geopolitik di Timur Tengah, serta langkah defensif para investor obligasi global yang dibayangi keraguan perihal keberlanjutan penurunan bunga The Fed, akan membatasi peluang peguatan rupiah.
Pagi ini indeks dolar AS bangkit kembali menyentuh 103,03.level tertinggi sejak 12 Agustus, di tengah keraguan pelaku pasar Treasury, surat utang AS, yang makin menurunkan ekspektasi akan dipangkasnya lagi Fed fund rate bulan depan. Yield UST-10Y kembali menyentuh 4,1%, sedangkan tenor pendek 2Y naik ke 3,96% pada perdagangan terakhir pekan lalu.
Volatilitas ekspektasi pasar akan arah kebijakan bunga The Fed itu juga yang telah menggerus nilai rupiah pekan lalu hingga 0,61%. Ditambah tensi ketegangan di Timur Tengah yang meningkat telah mengerek harga minyak di atas US$80 per barel, membayangi kekuatan anggaran negara dan transaksi berjalan RI.
Meski akhirnya data inflasi AS yang kembali naik setelah pasar tenaga kerja menunjukkan ketangguhan, 'dinetralkan' oleh pernyataan banyak pejabat The Fed yang memberi optimisme disinflasi masih bergerak ke level target, sedikit menurunkan tensi jual di emerging market.