Meski demikian, dengan sejumlah pertimbangan, Partai Nasdem memilih untuk tak bergabung secara fisik ke dalam kabinet pemerintahan. Partai tersebut mengklaim hanya ingin ide dan gagasannya diterima saja oleh Prabowo-Gibran.
"Menurut kita pikiran-pikiran kita kalau diterima itu jauh lebih penting daripada
kita masuk dalam kabinet," ujar Hermawi.
Sebelumnya, Prabowo memang tengah menuntaskan susunan kabinetnya. Selain soal nama, Ketua Umum Partai Gerindra itu menyebut kabinetnya akan lebih banyak diisi kalangan profesional yang bisa bekerja dengan hati bersih.
Dia mengatakan, telah mengancam semua ketua umum untuk memastikan kader yang diajukan menjadi menteri atau kepala badan tak boleh mencuri APBN. Hal ini merujuk pada sejumlah menteri era Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang harus berhadapan dengan hukum
Kader Partai Nasdem sendiri juga termasuk yang terjerat. Mereka adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate yang menjadi terpidana kasus korupsi proyek BTS 4G pada Bakti; dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang mendapat vonis pada kasus korupsi pemerasan dan penerimaan gratifikasi dari pejabat eselon di Kementan.
(red/frg)