Augusta Saraiva - Bloomberg News
Bloomberg, Indikator harga yang dibayarkan kepada produsen AS tidak berubah pada September, tertahan oleh penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), yang menunjukkan kemajuan lebih lanjut menuju inflasi yang lebih terkendali.
Indeks harga produsen (PPI) untuk permintaan akhir tetap datar sejak Agustus setelah naik 0,2% pada bulan sebelumnya, menurut laporan Biro Statistik Tenaga Kerja yang terbit pada Jumat (11/10/2024). Dari tahun lalu, indeks naik 1,8%.
Indikator PPI yang mengecualikan kategori makanan dan energi yang mudah berubah naik 0,2% dari bulan sebelumnya dan 2,8% dari tahun lalu.
Data inflasi grosir ini menyusul indeks harga konsumen (CPI) yang lebih diperhatikan, menunjukkan pada Kamis bahwa inflasi naik sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada September karena adanya kenaikan biaya untuk tempat tinggal, makanan, dan pakaian.
Pejabat Federal Reserve (The Fed) akan mempertimbangkan kedua laporan tersebut saat mereka merencanakan arah suku bunga. Para ekonom menguraikan data PPI untuk kategori yang masuk ke dalam indikator inflasi yang disukai The Fed—indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi. Kategori-kategori tersebut beragam.
Biaya perawatan dokter dan rawat jalan rumah sakit sedikit berubah, sementara harga tiket pesawat melambung tinggi. Indikator biaya pengelolaan portofolio sedikit meningkat. Data harga PCE September akan dirilis akhir bulan ini.
The Fed memulai langkah pelonggarannya bulan lalu dengan pemangkasan 50 basis poin setelah berbulan-bulan inflasi lebih rendah dan pertumbuhan penggajian melambat.
Sejak saat itu, laporan menunjukkan peningkatan lapangan kerja dan tekanan harga yang kuat, sehingga mendorong para ekonom untuk mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada November menjadi seperempat poin.
Laporan PPI menunjukkan biaya jasa meningkat 0,2%, melambat dari kenaikan 0,4% pada bulan sebelumnya. Harga barang naik 0,2% untuk bulan ketiga jika tidak termasuk makanan dan energi.
Harga grosir makanan melonjak 1%, tertinggi sejak Februari, sementara harga energi turun 2,7%.
(bbn)
