Logo Bloomberg Technoz

Menteri Luar Negeri Latvia, Edgars Rinkēvičs, dalam sebuah unggahan di Twitter pada hari Sabtu mengatakan langkah terkoordinasi tersebut merupakan tanggapan atas "pernyataan Lu yang tidak dapat diterima." Hal serupa dilakukan Margus Tsahkna, Menteri Luar Negeri Estonia, menyebut komentar tersebut "salah dan salah menafsirkan sejarah."

Badai api diplomatik ini mengancam upaya-upaya China sebagai juru damai dalam perang Rusia di Ukraina, serta upaya Negeri Tirai Bambu tersebut yang sedang meningkatkan hubungan perdagangan dan diplomatik dengan Uni Eropa. Di mana, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock telah mengunjungi Beijing dalam beberapa minggu terakhir.

Situasi ini membuat inisiatif Macron (Emmanuel Macron, Presiden Prancis) untuk bekerja sama dengan China untuk membangun kerangka kerja untuk negosiasi antara Rusia dan Ukraina dipertanyakan. Kabar ini sebelumnya dilaporkan oleh Bloomberg News, mengutip orang-orang yang mengetahui rencana tersebut.

Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan bahwa mereka telah mencatat komentar-komentar duta besar tersebut dengan "cemas". 

"Tinggal (menunggu pernyataan) China apakah komentar-komentar ini mencerminkan posisinya, yang kami harap tidak demikian," kata Kementerian Luar Negeri Prancis, yang menekankan "solidaritas penuh dengan semua sekutu dan mitra kami yang bersangkutan, yang telah mendapatkan kemerdekaan yang telah lama ditunggu-tunggu setelah puluhan tahun ditindas."

Kedutaan Besar China di Perancis dan Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi pertanyaan dari Bloomberg News di luar jam kerja.

Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis mengutip komentar Lu dalam sebuah tweet pada hari Sabtu untuk menjelaskan "mengapa negara-negara Baltik tidak mempercayai China untuk 'menengahi perdamaian di Ukraina."

Taiwan, yang sedang mencari dukungan Eropa karena Beijing berusaha untuk melepaskan sekutu diplomatiknya yang tersisa, menyuarakan dukungan untuk posisi Lithuania. Menteri Luar Negeri Joseph Wu menanggapi tweet Landsbergis pada hari Minggu, menyuarakan solidaritas dengan negara-negara Baltik.

Ini bukan pertama kalinya Lu memicu kontroversi dengan pernyataannya. Duta besar yang blak-blakan ini di masa lalu telah merangkul perannya sebagai "prajurit serigala," mengacu pada bentuk diplomasi yang lebih tegas dan konfrontatif yang tampaknya telah ditinggalkan oleh China. 

Tahun lalu, dia menyerukan agar warga Taiwan "dididik kembali" dan menyalahkan "kekuatan asing" karena memicu protes massal yang meletus pada November atas kebijakan Covid yang ketat di China.

Dengan Asistensi dari Adam Majendie, Colum Murphy, Debby Wu dan Jenny Che.

(bbn)

No more pages