"Sebanyak 62% penduduk kita itu tinggal di garis pantai jadi kalau Anda sebagai pedagang, ingat ini pemerintah telah mencanangkan 2,6 juta hektare kita ingin bikin tanam seaweed dan itu kalau seaweed itu [berhasil] terjadi itu penciptaan lapangan kerja di garis pantai, dan akan mengurangi overfishing dan kemiskinan," tegas Luhut.
Adapun, mengenai pengembangan industri rumput laut ini, Luhut juga sebelumnya telah menyatakan pemerintah tengah mengembangkan program hilirisasi untuk komoditas rumput laut.
Nantinya, proses penghilirian tersebut bakal menghasilkan ragam produk turunan, seperti pupuk organik, plastik yang dapat diuraikan atau biodegradable plastik, serta bahan bakar nabati atau biofuel, hingga pakan ikan.
Dalam kaitan itu, rumput laut bisa dipanen dalam kurun 34 hari. Setelah panen, kata Luhut, rumput laut bisa diolah di pabrik dan menciptakan jutaan lapangan pekerjaan.
"Sekarang kemiskinan banyak di pesisir. Jadi dengan ada program hilirisasi untuk seaweed, saya krira sangat-sangat baik. Sekarang kita sudah mulai [hilirisasi rumput laut]," ujar Luhut saat ditemui usai Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional, awal Mei.
Ke depannya, sebut Luhut, penghiliran rumput laut bakal menjadi program unggulan Indonesia. Terlebih, Indonesia bakal belajar dari India dan melakukan berbagai perbaikan usai melihat perkembangan pabrik rumput laut di negara tersebut.
Sekadar catatan, lebih dari 70% luas Indonesia adalah laut dengan 12 juta hektare (ha) dialokasikan untuk budi daya. Namun, dengan segala keunggulan yang dimiliki, produksi rumput laut Indonesia masih belum optimal.
Luhut sebelumnya menjelaskan saat ini budi daya rumput laut baru mencapai 102.000 ha atau 0,8%. Lebih dari 60% ekspor rumput laut masih dalam bentuk mentah atau rumput laut kering, dengan proses pengolahan yang terbatas.
Melalui budi daya skala besar seluas 100 ha dengan mekanisasi dan teknologi, banyak manfaat ekonomi yang dapat diraih yakni investasi sebesar US$2 juta—US$2,5 juta, penciptaan tenaga kerja langsung sebanyak 100—150 orang, produksi rumput laut basah 10.000—15.000 ton per tahun, dan setara produksi biostimulant yang dapat mencakup 1—2 juta lahan pertanian.
(prc/wdh)