Berdasarkan data Bloomberg, kenaikan IHSG tuah dari menguatnya sejumlah saham Big Caps, terutama saham Amman Mineral yang mendukung penuh hijaunya laju IHSG secara keseluruhan.
Saham AMMN berhasil menguat 275 poin atau mencapai 3,10% ke level Rp9.150/saham usai sebanyak 31,9 juta saham ditransaksikan sebanyak 6.347 kali. Adapun nilai transaksi saham Amman Mineral hari ini mencapai Rp289,29 miliar.
Berikut 10 saham teratas unggulan lainnya yang mendukung laju IHSG.
- Amman Mineral Internasional (AMMN) menyumbang 11,24poin
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menyumbang 5,21 poin
- Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) menyumbang 3,68 poin
- Bayan Resources (BYAN) menyumbang 3,65 poin
- Kalbe Farma (KLBF) menyumbang 3,20 poin
- Bumi Resources Minerals (BRMS) menyumbang 2,11 poin
- Semen Indonesia (SMGR) menyumbang 2,04 poin
- Bank Negara Indonesia (BBNI) menyumbang 1,75 poin
- Adaro Energy Indonesia (ADRO) menyumbang 1,52 poin
- Ciputra Development (CTRA) menyumbang 1,51 poin
Adapun saham-saham properti lainnya juga jadi pendorong penguatan IHSG, saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) melesat 13,3% ke posisi Rp238/saham, dan saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) juga menguat dengan kenaikan 7,59% ke posisi Rp1.275/saham.
Performa saham-saham properti di pasar modal Indonesia mengalami kenaikan amat positif siang ini, efek langsung dari sentimen program pembangunan tiga juta rumah yang digagas oleh presiden terpilih Prabowo Subianto.
Melansir kesiapan Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Joko Suranto yang menyatakan perusahaan-perusahaan pengembang anggotanya telah siap menyuplai lebih dari 60% terhadap total 1 juta kuota apartemen di perkotaan.
Disusul oleh penguatan saham perbankan, utamanya yang berfokus kepada pembiayaan pembelian rumah, saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang menguat 4,32% ke posisi Rp1.450/saham.
Mengutip riset Analis CGS International Handy Noverdanius, BBTN diminta oleh Pemerintahan baru untuk bergabung dengan satuan tugas untuk membahas skema pembiayaan potensial untuk mendukung ambisi Presiden baru, Prabowo Subianto, untuk membangun 3 Juta Rumah yang terjangkau dalam 5 tahun.
“Namun, diskusi masih berlangsung dan berfokus pada 3 area, proyek-proyek perumahan bersubsidi di daerah pedesaan, skema Subsidi Suku Bunga (SSB) baru yang potensial untuk masyarakat berpenghasilan rendah, dan perumahan bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan menengah,” tulis Handy dalam riset terbarunya.
Namun demikian, Analis CGS International percaya bahwa eksekusi dari program ini akan menjadi kuncinya.
Potential re-rating catalysts dengan NIM yang lebih tinggi dan pengguntingan suku bunga acuan Bank Indonesia, BI Rate di tahun 2024. “Kami percaya BBTN akan menjadi salah satu penerima manfaat terbesar dari penurunan suku bunga BI, yang akan mengurangi tekanan pada NIM,” terangnya mengenai potensi saham BBTN ke depan.
(fad/wdh)