Logo Bloomberg Technoz

Selain itu dia mengatakan bahwa kenapa sebagian masyarakat lebih condong berobat ke luar negeri. Padahal, menurutnya masyarakat yang berada di luar negeri juga melakukan hal serupa.

"Jangan kira negara lain tidak keluar negeri ya, setiap orang berduit, mungkin dia ke Eropa, Amerika sebagian, karena dia ingin mencapai suatu kepuasan harapan tertentu bagi mereka karena mereka mampu kan," tambahnya.

Syahril juga mengklaim dan menyakinkan kepada masyarakat, bahwa Indonesia sendiri sudah memumpuni memiliki berbagai rumah sakit yang fokus pada satu penyakitnya.

"Oh ada lho pelayanan kanker terbaik, seperti berobatnya di RS Kanker Dharmais, oh ada lho layanan terbaik jantung di RS Jantung Harapan Kita, ada lagi lho layanan stroke, penyakit saraf lain di RSPON  seterusnya, Rumah sakit Pemerintah, RS swasta ada lho, seperti RS Mayapada, RS Siloam, RS Hermina juga bagus layanannya," ujarnya.

Langkah Kemenkes

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan langkah-langkah agar masyarakat tetap melakukan pengobatan di dalam negeri.

Kemenkes akan terus mengembangkan layanan kesehatan di RI, sehingga masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta untuk mendapatkan pengobatan bahkan mengantri.

Salah satu visi-misinya dengan menyiapkan sarana-prasana, pemenuhan tenaga kesehatan dan membangun RS Vertikal.

"Untuk di operasi atau dilakukan pemeriksaan sehingga mempercepat dan membuka akses lebih mudah ini yang kita kembangkan," terang Nadia.

 BPJS Bikin Warga RI tidak Betah Berobat di RI?

Di sisi lain, pelayanan kesehatan yang diwarnai penilaian dengan penggunaan BPJS, meliputi banyaknya antrean yang begitu lama untuk ke dokter bahkan prosedur tindakan operasi, pasien harus menunggu berbulan-bulan. Bagaimana sikap Kemenkes mengenai hal ini?

Syahril mengutarakan pasien BPJS memang banyak sekali dan ada di seluruh Indonesia. Ia mengutarakan layanan antre tak cuma di Jakarta tapi seluruh Indonesia.

"Jadi emang ada upaya-upaya dari semua sistem untuk melakukan perbaikan dan kecepatan layanan ternasuk layanan di BPJS ya," ujarnya

"Masing-masing rumah sakit berbenah dengan sistem, pendaftaran online, kemudian bagaimana percepatan layanan termasuk alat-alat. Kalau MRI lama banget, harus antre 2 bulan, jadi sebuah RS mempunyai kemampuan menyiapkan alat-alat tersebut," tambahnya.

(dec/spt)

No more pages