Kebijakan ekslusif atas Google Play Store, yang terbukti sangat dominan, harus dicabut dan developer aplikasi pihak ketiga bisa menyediakan pasar aplikasi dan sistem penagihan lain di perangkat Android.
Hakim dan juri mengamini argumentasi Epic Games - yang telah berjuang selama empat tahun- bahwa Google selama ini semena-mana dan menyalahgunakan perannya di pasar Android.
Chief Executive Officer Epic Games, Tim Sweeney merayakan kemenangan dengan menyatakan Epic Games Store dan toko aplikasi lainnya akan hadir di Google Play Store pada tahun 2025 di AS, dalam unggahan di media sosialnya. Selama ini Google menerapkan pajak aplikasi tinggi untuk setiap platform yang masuk di toko aplikasi mereka.
Dalam kasus yang dimulai pada tahun 2020, Epic berpendapat bahwa aturan dan biaya Google Play menghambat persaingan dan memblokir pasar aplikasi yang diluncurkan oleh developer.
Poin keputusan pengadilan yang membuat posisi Google makin lemah:
- Melarang Google selama tiga tahun membayar developer untuk secara eksklusif menggunakan toko aplikasinya
- Melarang Google memberi tahu pelanggan tentang cara mengunduh aplikasi secara langsung
- Melepaskan kewajiban kepada developer menggunakan fitur penagihan Google pada periode yang sama, tiga tahun.
- Alphabet harus mengizinkan toko aplikasi non Play Store mendapatkan akses ke katalog perusahaan untuk membantu mereka berkembang selama tiga tahun ke depan
- Keputusan hakim distrik berlaku mulai 1 November 2024
Google masih melakukan perlawanan atas dua putusan hakim yang condong membuat perusahaan merugi dalam jangka panjang, termasuk kemungkinan akan mengurangi pendapatannya.
“Putusan Epic melewatkan hal yang sudah jelas: Apple dan Android jelas bersaing,” kata Google dalam sebuah posting blog. “Kami akan mengajukan banding dan meminta pengadilan untuk menghentikan sementara penerapan solusi untuk mempertahankan pengalaman yang konsisten dan aman bagi pengguna dan pengembang saat proses hukum berjalan.”
(wep)