Pegadaian adalah salah satu anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
Harga Emas Dunia
Koreksi harga emas turut mempengaruhi harga emas di Pegadaian. Penyebabnya adalah perkembangan di Amerika Serikat (AS).
Malam tadi waktu Indonesia, US Bureau of Labor Statistics melaporkan, laju inflasi AS pada September sebesar 2,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Ini adalah yang terendah sejak Agustus 2021 atau lebih dari 3 tahun terakhir.
Akan tetapi, realisasi tersebut masih di atas ekspektasi pasar. Konsensus pasar memperkirakan inflasi September sebesar 2,3% yoy.
Sementara laju inflasi inti (core) pada September adalah 3,3% yoy. Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 3,2% yoy.
Oleh karena itu, pasar masih memperkirakan bank sentral Federal Reserve akan bergerak hati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneter. Mengutip CME FedWatch, peluang suku bunga acuan turun 25 basis poin (bps) menjadi 4,5-4,75% pada November adalah 86,9%. Sementara peluang penurunan yang lebih agresif yaitu 50 bps ke 4,25-4,5% praktis tidak ada, 0%.
Bahkan ada kemungkinan The Fed tetap mempertahankan Federal Funds Rate di 4,75-5% dalam rapat November. Probabilitasnya adalah 13,1%.
Data ini sejatinya kurang kondusif bagi emas. Sebab, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan saat suku bunga masih tinggi.
Dalam sepekan terakhir, harga emas dunia di pasar spot terpangkas 0,68%. Ini kemudian merambat ke harga emas yang dijual Pegadaian.
(aji)