Logo Bloomberg Technoz

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, inflasi Harga Konsumen (IHK) inti—tidak termasuk biaya makanan dan energi—meningkat 0,3% dari Agustus dan 3,3% dari tahun lalu, menurut angka Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) pada Kamis (10/10/2024).

Inflasi IHK mencatat kenaikan 0,2% dari bulan sebelumnya dan 2,4% dari tahun sebelumnya. Ini masih merupakan tingkat tahunan paling lambat sejak awal 2021 dan sebagian besar disebabkan oleh harga energi yang lebih murah.

Inflasi inti AS. (Sumber: Bloomberg)

Angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, bersama dengan laporan pekerjaan AS yang melesat minggu lalu, kemungkinan akan memperkuat perdebatan apakah Federal Reserve (The Fed) akan memilih pemangkasan suku bunga acuan yang kecil bulan depan atau jeda sejenak usai pemotongan besar pada September.

Sebelumnya para pejabat memperkirakan akan ada pemangkasan suku bunga sebesar setengah poin lagi jelang tutup tahun ini, dan banyak yang mengatakan bahwa mereka sedang mengamati perkembangan di pasar tenaga kerja.

Di sisi yang lain, pengajuan tunjangan pengangguran AS melonjak di pekan lalu ke level tertinggi dalam lebih dari satu tahun. Adapun Klaim awal meningkat 33.000 menjadi 258.000 pada pekan 5 Oktober, tertinggi sejak Agustus 2023.

Perkiraan median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom menyebutkan angka 230.000. 

Klaim lanjutan, proksi untuk jumlah orang yang menerima tunjangan, meninggi menjadi 1,86 juta pada pekan sebelumnya, menurut data Departemen Tenaga Kerja.

Data klaim pengangguran kemungkinan besar akan mengalami volatilitas setelah badai Helene dan Milton, yang mempersulit upaya Federal Reserve untuk secara akurat mengukur perkembangan mendasar di pasar tenaga kerja AS.

“Satu pembacaan IHK yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan tidak berarti bahwa inflasi melonjak, tetapi fakta bahwa ini disertai dengan lonjakan klaim pengangguran mingguan dapat menambah ketidakpastian pasar jangka pendek,” kata Chris Larkin dari E*Trade Morgan Stanley.

Quincy Krosby dari LPL Financial menyoroti bahwa data Ekonomi AS terbaru bukanlah kombinasi yang ingin dilihat The Fed.

“Jika data inflasi terus menunjukkan bahwa tekanan harga ada kenaikan sementara pasar tenaga kerja melemah, pertemuan The Fed berikutnya pasti akan melibatkan diskusi lebih intens tentang mandat mana yang harus diutamakan,” ujarnya.

Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, semalam Wall Street ditutup melemah di Kamis (10/10). Consumer Price Index (CPI) di September lebih tinggi 10 bps dari ekspektasi baik secara bulanan maupun tahunan. Dari sisi ketenagakerjaan, data klaim pengangguran di minggu pertama Oktober menunjukkan peningkatan dibandingkan pekan terakhir September, serta lebih tinggi dari ekspektasi. 

“IHSG diperkirakan akan menguji support di level 7400 pada Jumat (11/10/2024). Secara teknikal IHSG breaklow support psikologis level 7.500 yang tervalidasi dengan indikator MACD yang menunjukan pergerakan mendatar. Sejumlah data Eksternal membayangi pergerakan IHSG di Jumat,” mengutip riset Phintraco.

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi JPFA, CPIN, ERAA, ASSA, dan ANTM.

Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, IHSG kembali melemah setelah sempat memantul dari area support MA-60. Posisi IHSG saat ini masih berada di area support MA-60.

“Masih ada potensi IHSG memantul dari area support MA-60. Waspadai penurunan lebih dalam jika IHSG Kembali turun di bawah support 7.454,” papar BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Jumat (11/10/2024).

Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, ERAA, INDY, MIKA, dan TKIM.

(fad)

No more pages