Bursa Asia Diperkirakan Menguat di Tengah Kenaikan Inflasi AS
News
11 October 2024 06:40
Richard Henderson - Bloomberg News
Bloomberg, Bursa saham Asia diperkirakan akan mengabaikan kerugian yang dialami oleh Wall Street. Penurunan tersebut terjadi setelah inflasi inti AS lebih tinggi dari perkiraan dan perlambatan di pasar tenaga kerja yang memicu perdebatan tentang kemungkinan pemotongan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) bulan depan.
Saham berjangka Jepang naik pada Jumat (11/09/2024), sementara Australia sedikit berubah. Bursa Hong Kong ditutup untuk liburan. Indeks perusahaan China yang terdaftar di AS naik tipis pada Kamis (10/10/2024), sejalan dengan kenaikan di China pada sesi sebelumnya, karena investor mengalihkan fokus mereka ke pertemuan penting tentang kebijakan fiskal akhir pekan ini.
Indeks S&P 500 turun 0,2% dan Nasdaq 100 turun 0,1% pada hari Kamis. Imbal hasil Treasury menunjukkan pergerakan yang beragam, dengan obligasi jangka pendek turun dan obligasi jangka panjang tetap sebagian besar tidak berubah. Imbal hasil dua tahun AS turun enam basis poin, sementara imbal hasil 10 tahun turun satu.
Data inflasi yang dirilis pada Kamis menggarisbawahi tantangan yang dihadapi The Fed. Inflasi inti AS naik lebih dari perkiraan pada bulan September, menandakan kemajuan yang terhenti dalam upaya membawa inflasi ke target. Data terpisah menunjukkan klaim untuk tunjangan pengangguran AS naik minggu lalu ke level tertinggi dalam lebih dari setahun.