Logo Bloomberg Technoz

Wall Street Melemah Dipicu Rilis Data Inflasi AS

News
11 October 2024 05:40

Suasana pasar saham di Amerika Serikat (AS) atau Wall Street.
Suasana pasar saham di Amerika Serikat (AS) atau Wall Street.

Rita Nazareth - Bloomberg News

Bloomberg, Wall Street turun setelah data menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan perlambatan di pasar tenaga kerja. Hal ini memicu perdebatan apakah bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) akan memperlambat penurunan suku bunga bulan depan atau mengambil jeda setelah pengurangan besar pada bulan September.

Setelah reli ke level tertinggi sepanjang masa, S&P 500 mengalami jeda. Meskipun data ekonomi Kamis (10/10/2024) tidak dianggap sebagai bencana oleh Wall Street, angka-angka tersebut memperjelas tantangan yang dihadapi The Fed dalam mengembalikan inflasi ke target 2% tanpa terlalu mendinginkan pasar tenaga kerja. Hal ini menambah perdebatan tentang langkah The Fed selanjutnya. Saat ini, pedagang obligasi tetap bertaruh bahwa bank sentral akan memperlambat laju pemotongan menjadi 25 basis poin pada November.

Tiga pembuat kebijakan The Fed — John Williams, Austan Goolsbee, dan Thomas Barkin — tidak terpengaruh oleh kenaikan indeks harga konsumen (IHK) yang lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini menunjukkan bahwa para pejabat The Fed masih dapat menurunkan suku bunga. Namun, Raphael Bostic dari The Fed Atlanta berbeda pandangan. Dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal, Bostic mengungkapkan bahwa dalam proyeksi yang dirilis pada September, dia meminta satu pemotongan tambahan sebesar seperempat poin tahun ini. The Fed masih memiliki dua pertemuan tersisa pada 2024.

"Satu pembacaan IHK yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan tidak berarti bahwa inflasi melonjak, tetapi fakta bahwa ini disertai dengan lonjakan klaim pengangguran mingguan dapat menambah ketidakpastian pasar jangka pendek," kata Chris Larkin dari E*Trade Morgan Stanley. "Ini bukan angka yang bagus — tetapi bukan berarti mereka mengubah pandangan jangka panjang tentang pertumbuhan ekonomi yang solid dan inflasi yang moderat."

Grafik S&P 500. (Sumber: Bloomberg)