“Apakah nanti dari sisi revenue, apakah dari sisi EBITDA, apakah dari sisi net profit, Itu sudah ada hitung-hitungannya,” kata dia.
Hingga semester I-2024, SMGR masih membukukan laba bersih sebesar Rp501,4 miliar, turun tajam sekitar 41,2% dibandingkan periode sebelumnya Rp866,2 miliar.
Total pendapatan juga turun 3,64% secara tahunan menjadi Rp16,41 triliun, akibat lesunya sejumlah penjualan bahan baku seperti semen hingga beton.
Sementara itu, Ketua Satgas Perumahan tim transisi, Hashim Djojohadikusumo mengatakan, program tiga juta rumah tersebut nantinya terdiri dari 2 juta rumah di perdesaan dan 1 juta unit apartemen di daerah kota dalam tiap tahun.
“Saya bisa konfirmasi, 2 juta rumah setiap tahun di perdesaan. Ide kita adalah setiap tahun kita akan bangun, kita akan biayai pembangunan atau perbaikan rumah 20—30 rumah setiap tahun, di situ lahir angka 2 juta,” ujar Hashim, baru-baru ini.
Kreasi Rumah Tapak Instan, 15 Hari Jadi
Semen Indonesia juga memiliki solusi pembangunan rumah instan dengan waktu pengerjaan 15 hari. Ide ini telah dikomunikasikan sejumlah stakeholder, pemerintah saat ini Satgas Perumahan tim transasi Presiden Terpilih Prabowo, hingga para penembang.
Boy menambakan bahwa ide rumah tapak instan jadi salah satu solusi program 3 juta rumah/tahun pemerintahan prabowo. Selain efisien dalam pembangunan, rumah tapak ini diklaim ramah lingkungan karena berbahan dasar semen hijau. Rumah ini juga diklaim tetap estetis dan ekonomis.
Proyek percontohan rumah tapak Semen Indonesia sudah ada di Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan tipe 36 dan target untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Proyek yang sama juga telah berdiri di Jambi dan Sumatera Barat.
Urusan pembiayaan perumahan, perseroan juga telah berkomunikasi intens dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). “Kami memiliki kepercayaan yang tinggi dan optimisme terkait dengan program itu [rumah tapak ramah lingkungan]," ujar pungkas Boy.
(wep)