Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah Indonesia menutup semua opsi pengelola platform e-commerce Temu asal China masuk pasar Indonesia. Rumor Temu masuk melalui investasi di marketplace lokal, Bukalapak, juga dibantah.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menegaskan “kita nggak akan kasih mereka [Temu] beroperasi,” saat ditemui di kantornya, Kamis (10/10/2024), dengan harapan melindungi pelaku ekonomi dalam negeri khususunya UMKM, seperti yang juga disampaikan Menteri Koperasi UKM Teten Masduki pertengahan tahun ini.
Kementerian Kominfo sejak Rabu telah menyatakan telah memblokir Temu di seluruh platform toko aplikasi, dengan mengirimkan permintaan secara resmi kepada Apple dan Google.
Meski dalam penelusuran Temu masih muncul dan bisa diunduh di Play Store dan App Store, Budi Arie menegaskan, aplikasi milik PDD Holdings Inc ini tidak bisa digunakan.
Temu yang ada di masing-masing perangkat handphone pengguna hanya sebatas menampilkan etalase barang, tidak bisa bertransaksi. “Sudah nggak bisa dipakai sebenarnya,” terang dia.
Menurut Budi kepastian waktu blokir bukan jadi kewenangan Kominfo. “Kan pengajuannya sudah dari kita [Kominfo], kan eksekusinya di platform masing-masing dong. Ya tunggu dia.”
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan juga mengkonfirmasi menolak kehadiran marketplace Temu milik PDD Holdings Inc itu. Zulhas tidak banyak menjelaskan perihal langkah lanjut Kemendag demi mengadang Temu. Ia menyatakan “satu saja belum beres [diduga polemik TikTok Shop] yang kemarin, belum selesai. Masa ada lagi, enggak.”
Direktur Jenderal Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Moga Simatupang menjelaskan pihaknya berpanduan pada regulasi Permendag No. 31 Tahun 2023 tentang penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik (PPMSE).
Rumor Masuk via ‘Jalur’ Bukalapak
E-commerce lokal, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sempat mengalami kenaikan harga saham dipicu oleh dua rumor, termasuk peluang Temu mengakuisisi emiten yang dikuasai grup EMTEK ini, demi dapat memperoleh persetujuan dari regulator.
Awal pekan ini emiten BUKA dalam sehari sempat memperoleh kenaikan harga saham 26%, meski dalam penutupan perdagangan sesi II Kamis (10/10/2024), kembali turun 7,9% ke level Rp129.
Dalam jawabannya kepada otoritas bursa Indonesia, manajemen BUKA membantah perusahaan tengah dalam upaya negosiasi dengan Temu.
“Perseroan tidak mengetahui informasi terkait rencana akuisisi Perseroan oleh E-commerce dari TEMU, perusahaan dari China,” dinyatakan Cut Fika Lutfi, Corporate Secretary Bukalapak.com.
Kenaikan harga saham adalah reaksi atas rumor akuisisi yang berkembang namun tidak pernah dikonfirmasi oleh manajemen BUKA.
“Spekulasi pasar berada di luar kendali Perseroan. Oleh karenanya, perseroan menghimbau agar para pemegang saham publik dan investor dapat memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan sebelum membuat keputusan investasi terkait perseroan.”
Sementara kabar pasar bahwa telah terjadi transaksi tutup sendiri atau crossing saham BUKA di pasar negosiasi senilai total Rp2,08 triliun, juga tidak terafiliasi dengan Temu.
Crossing saham dilakukan oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, pengendali PT Kreatif Media Karya, yang merupakan pemegang saham utama di Bukalapak.
Emtek dikonfirmasi melakukan pembelian saham 9.831.706.040 saham yang mewakili 9,54% dari total saham yang ditempatkan dan disetor pada BUKA, dengan begitu porsi kepemilikan lompat dari 0,82% menjadi 10.36%.
Bukalapak menegaskan tidak memiliki agenda korporasi lain dalam waktu dekat, terang Cut Fika.
(fik/wep)