“Kamu tidak seharusnya memiliki pihak ketiga yang tidak berinvestasi dalam bisnis ini dan tetap mendapatkan uang darinya,” katanya.
Rapino berbicara pada Rabu malam di konferensi Bloomberg Screentime di Los Angeles. Perusahaannya, promotor konser terbesar di dunia, sering menjadi target keluhan dari penggemar atas kesulitan mendapatkan tiket untuk pertunjukan dari artis seperti Taylor Swift dan Bruce Springsteen, serta harga tiket yang tinggi.
Menambah masalah bagi Live Nation, perusahaan ini digugat tahun lalu oleh Departemen Kehakiman AS dan sejumlah negara bagian atas tuduhan memonopoli bisnis tiket konser.
Menurut gugatan tersebut, platform Ticketmaster milik perusahaan, situs penjualan tiket konser terbesar di AS, memanfaatkan kekuatannya atas para artis, tempat, dan promotor, yang mempersempit pilihan bagi artis dan memaksa konsumen membayar lebih banyak biaya.
Rapino mengatakan dia yakin perusahaannya akan memenangkan kasus tersebut, yang dia anggap sebagai tindakan penegakan antimonopoli yang berlebihan.
"Kami adalah bisnis dengan margin 2%, jadi kami pasti adalah monopoli terbodoh yang pernah ada," kata Rapino. "Kami memberikan lebih dari 90% dari pendapatan kepada artis."
Rapino telah menjabat sebagai CEO Live Nation sejak 2005, periode di mana perusahaan mengakuisisi promotor konser lokal lainnya dan pada 2010 bergabung dengan Ticketmaster. Di antara festival musik yang diawasi Live Nation adalah Lollapalooza, Electric Daisy Carnival, dan BottleRock Napa.
Penjualan di Live Nation melonjak saat tempat-tempat pertunjukan dibuka kembali setelah pandemi dan konsumen ingin keluar dan menonton pertunjukan lagi. Pendapatan pada kuartal terakhir naik 7% menjadi lebih dari US$6 miliar (Rp94 triliun), dan laba operasional naik 21% menjadi US$466 juta (Rp7,3 juta). Perusahaan mengatakan tidak melihat tanda-tanda perlambatan.
Rapino mengatakan bahwa dia mencoba membujuk band asal Irlandia, U2, untuk tidak tampil di teater Sphere baru di Las Vegas karena ia khawatir tempat berbentuk bola dunia dengan layar di sekelilingnya akan membuat beberapa penonton konser merasa mual.
“Saya bilang ke Bono, 'Tugas saya bukan mencari tahu apa yang bisa berjalan baik, tapi apa yang bisa salah,'” kata Rapino.
Akhirnya, band tersebut membuka tempat baru tersebut dengan beberapa pertunjukan yang terjual habis.
“Kami duduk di sana pada malam pembukaan dan itu luar biasa,” kata Rapino.
(bbn)