Namun, ketika elemen-elemen berat ini terbentuk, energi fusi dalam bintang mulai habis. Pada titik ini, lapisan luar bintang menyusut dan memicu ledakan besar, yang dikenal sebagai supernova. Dalam inti supernova, tekanan gravitasi yang ekstrem memaksa proton dan elektron bergabung, membentuk neutron. Neutron-neutron ini kemudian diserap oleh elemen-elemen seperti besi, menciptakan elemen yang lebih berat, termasuk emas, perak, dan uranium.

Emas Buatan: Mungkinkah Emas Dibuat di Bumi?

Meskipun emas dihasilkan secara alami di luar angkasa, para ilmuwan telah mencoba menciptakan emas di Bumi melalui akselerator partikel. Dengan teknologi ini, reaksi nuklir kompleks yang meniru proses di luar angkasa dapat dilakukan, namun hasilnya masih sangat terbatas. Setiap atom emas harus dibuat satu per satu, sehingga proses ini sangat lambat dan tidak efisien.

Untuk menghasilkan satu gram emas melalui metode ini, diperlukan waktu yang sangat lama, sehingga biaya produksinya jauh lebih tinggi dibandingkan menambang emas dari perut Bumi. Oleh karena itu, meskipun emas bisa dibuat secara artifisial, metode ini belum menjadi solusi yang praktis.

Sumber Emas Alternatif: Mencari Emas di Luar Angkasa dan Lautan

Seiring dengan semakin berkurangnya cadangan emas di Bumi, para ilmuwan telah mempertimbangkan alternatif lain untuk mencari emas. Salah satu tempat yang menjadi fokus adalah lautan. Diperkirakan terdapat sekitar 20 juta ton emas yang tersebar di lautan, namun dalam bentuk partikel yang sangat kecil. Teknologi saat ini belum memungkinkan untuk mengekstraksi emas ini dengan cara yang efisien dan murah.

Selain lautan, asteroid dan planet lain juga menjadi target eksplorasi di masa depan. Ada beberapa asteroid yang mengandung mineral berharga, termasuk emas, yang dapat menjadi sumber alternatif jika eksplorasi luar angkasa semakin maju. Meskipun demikian, untuk saat ini, menambang emas dari perut Bumi tetap menjadi cara paling ekonomis.

(seo)