China telah menunjukkan bahwa mereka sangat tidak mempercayai Lai karena khawatir dia akan meresmikan kemerdekaan Taiwan, dan telah mengambil berbagai langkah untuk menunjukkan ketidaksenangan mereka kepada Lai.
Tidak lama setelah Lai menjabat pada Mei, China mengadakan latihan militer besar-besaran di sekitar pulau utama. Bulan lalu negara Tirai Bambu itu bahkan menghapus pengecualian tarif untuk beberapa produk pertanian dari Taiwan.
China juga meningkatkan tekanan pada pos-pos lepas pantai yang dikontrol Taipei, dan menjatuhkan hukuman penjara selama sembilan tahun kepada seorang aktivis politik Taiwan yang dinyatakan bersalah atas "separatisme."
Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang harus berada di bawah kekuasaannya. Mereka sebenarnya lebih memilih untuk melakukan hal tersebut secara damai, tapi mengisyaratkan bahwa kekuatan akan digunakan jika diperlukan.
Dalam pidatonya pada Kamis, Lai juga mengatakan ia berkomitmen pada "status quo perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan"—komentar yang sepertinya ditujukan untuk meredakan kekhawatiran AS bahwa situasi dapat menjadi tidak terkendali di bawah pengawasannya.
Ia pun berharap dapat bekerja sama dengan China dalam berbagai isu, termasuk perubahan iklim dan memerangi penyakit menular.
Lai juga berjanji untuk mengendalikan pasar properti, mengatakan ia "sangat menyadari bahwa hal yang paling dikhawatirkan semua orang adalah tekanan harga rumah yang tinggi."
Bank sentral di Taipei telah menaikkan jumlah dana yang harus dimiliki bank sebagai cadangan pada dua pertemuan kuartalan terakhir dan mengumumkan langkah-langkah yang ditargetkan untuk mengatasi masalah ini. Harga rumah di Taiwan telah meningkat selama 23 kuartal berturut-turut, yang merupakan rekor terpanjang.
(bbn)