Logo Bloomberg Technoz

“Namun, apabila breakdown dari US$60.000, potensi penurunan lebih lanjut akan menuju US$57.000. Stochastic turun menuju oversold dan MACD histogram bar dalam momentum bearish,” jelas Ajaib Kripto dalam riset terpisah.

Berdasarkan data CoinMarketcap, Kamis (10/10/2024) siang hari ini, Bitcoin bergerak pada level US$60.834 (Rp952 juta) melemah mencapai 2,4% dalam 24 jam hari ini, juga merah 3,1% dalam tiga hari perdagangan, dan tertekan 0,9% dalam sepekan.

Sejumlah aset kripto lainnya juga kompak wait and see hingga terjungkal di zona merah. Adapun pelemahan terdalam terjadi pada Solana SOL dengan melemah mencapai 2,6% dalam 24 jam, dan drop 1,5% dalam sepekan perdagangan menuju harga US$140,06.

Toncoin TON ada di posisi selanjutnya pada deretan aset kripto yang tertekan harganya, adapun kejatuhannya mencapai 2,2%, dan secara sepekan anjlok 3,9% pada harga US$5,09.

Menyusul Ethereum ETH dengan tren bearish 2,1% dalam 24 jam, dan ambles 0,1% dalam sepekan perdagangan di harga US$2.395.

Terbaru, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dengan Presiden AS Joe Biden untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan, saat Gedung Putih, Washington berupaya meredam pembalasan Israel atas serangan rudal Iran minggu lalu.

Kantor kedua pemimpin mengonfirmasi pembicaraan tersebut, yang juga dihadiri Wakil Presiden Kamala Harris. Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan bahwa pembicaraan itu “Secara terang-terangan dan produktif,”

Kedua pihak diperkirakan memberikan pernyataan tentang apa yang dibahas pada Rabu (9/10/2024) malam waktu setempat, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Dalam beberapa minggu, Israel telah meluncurkan kampanye besar-besaran untuk menargetkan kelompok Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon, menewaskan sebagian besar pemimpin seniornya, termasuk Hassan Nasrallah, serta sedikitnya 1.500 orang dalam serangan udara. Iran menembakkan sekitar 200 rudal balistik sebagai tanggapan, yang dihalau dengan bantuan AS.

Sentimen Pasar Aset Kripto

Pekan ini, kalender ekonomi AS dapat menjadi katalis penggerak untuk laju Bitcoin. Kamis malam nanti, laporan inflasi Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) September akan dirilis, dan kenaikan CPI yang signifikan bisa memicu spekulasi tentang arah suku bunga FFR di tutup tahun.

“Pada periode sebelumnya, tingkat pertumbuhan tahunan inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) pada bulan Agustus tercatat 2,5%, menurun dari 2,9% sebelumnya, dengan pertumbuhan bulanan tetap di 0,2%,” terang Panji.

Core CPI, atau inflasi inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, tetap di 3,2% secara tahunan dan meningkat menjadi 0,3% bulanan. Ini adalah tingkat pertumbuhan terendah untuk CPI dan Core CPI sejak Februari 2021.

Inflasi diperkirakan turun pada September. (Sumber: Bloomberg)

Sementara, CPI untuk September diperkirakan Analis akan turun menjadi 2,3% yoy lebih rendah dan melambat dari periode sebelumnya di angka 2,5% yoy, sementara Core CPI diproyeksikan juga lambat menjadi 3,11 %YoY, menunjukkan harapan perlambatan inflasi menuju target The Fed yang dapat mempengaruhi kebijakan moneter mendatang.

Berselang satu hari, pada Jumat, inflasi Indeks Harga Produsen (Producer Price Index/PPI) akan dirilis dengan perkiraan melambat menjadi 1,6% yoy, memberikan gambaran tentang biaya-biaya produksi.

“Kenaikan PPI dapat menunjukkan inflasi berkelanjutan, membuat Bitcoin lebih rentan terhadap penyesuaian harga, serta mempengaruhi biaya penambangan.”

Panji menambahkan, “pidato The Fed yang dipengaruhi data inflasi sangat penting bagi Bitcoin. Penurunan suku bunga di bulan September menguntungkan pasar aset kripto. Jika inflasi minggu ini lemah, kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut bisa meningkat, mendukung Bitcoin,” kata Panji.

Namun, Panji memberikan catatan, data ketenagakerjaan yang kuat bisa memperkuat argumen untuk mempertahankan suku bunga.

“Minggu ini bayangi dengan data ekonomi AS yang dapat menentukan arah pergerakan bagi Bitcoin. Dengan data inflasi dan keputusan The Fed yang akan datang, investor perlu waspada terhadap faktor yang mempengaruhi pasar. Sentimen sosial dan geopolitik juga akan berperan penting dalam arah pasar ke depan,” tutup Panji.

(fad)

No more pages