Gerak Lesu Bitcoin Dibayangi Konflik Timur Tengah dan Inflasi AS
Muhammad Julian Fadli
10 October 2024 12:20
Bloomberg Technoz, Jakarta - Investor aset kripto dan Bitcoin utamanya masih dibayangi kegelisahan dan ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah, seraya wait and see terhadap kalender Ekonomi Amerika Serikat (AS) pekan ini, inflasi CPI dan PPI.
Analis Ajaib Kripto Panji Yudha memaparkan bahwa dari sisi teknikal Bitcoin berpotensi melemah terlebih dahulu menuju US$61.000 (MA-100) sebelum kembali menguat nantinya ke resistance US$64.000 dan target selanjutnya ke US$66.000.
“Sementara, ketegangan geopolitik yang terjadi pekan lalu, terutama di Timur Tengah berdampak negatif pada perdagangan ETF Bitcoin Spot di AS pekan lalu dengan mencatatkan net outflow US$300 juta periode 30 September–4 Oktober,” mengutip riset yang diterbitkan pada Kamis (10/10/2024).
Harga Bitcoin sempat turun mendekati level support US$60.000 pada perdagangan sebelumnya. Hingga berhasil rebound sentuh US$64.000 di Senin kemarin.
Saat ini, jika Bitcoin berhasil rebound dari area psikologis support US$60.000, sejatinya BTC berpotensi kembali menguat menguji resistance US$64.000 (di atas Rp1 miliar), dengan target potensial selanjutnya US$66.000.