Dari sisi fundamental, kesadaran akan pelestarian lingkungan yang main meningkat membuat batu bara sulit mendapat tempat, Tren panel surya dan baterai yang makin pesat akan membuat batu tergusur.
Mengutip Bloomberg News, puncak emisi global akan terjadi pada tahun ini. Artinya, ke depan penggunaan energi fosil akan makin berkurang, termasuk batu bara.
“Energi baru-terbarukan tumbuh lebih cepat dari target. Ini karena harga sumber energi baru-terbarukan makin terjangkau dan menjadi opsi yang murah untuk pembangkit listrik di berbagai negara,” tegas Fatih Birol, Direktur Eksekutif International Energy Agency (IEA).
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih berada di area bullish. Tercermin dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 66,03. RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Namun investor perlu waspada karena indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 100. Paling tinggi, sangat jenuh beli (overbought).
Oleh karena itu, tekanan terhadap harga batu bara bisa saja masih berlanjut. Target support terdekat adalah US$ 143/ton yang menjadi Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 141/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target resisten terdekat adalah US$ 152/ton. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga batu bara naik ke arah US$ 156/ton.
(aji)