Data inflasi itu menjadi data inflasi pertama yang dilansir pasca keputusan historis Federal Reserve bulan lalu yang memangkas bunga acuan dalam jumlah besar 50 bps.
Bila data inflasi angkanya melampaui prediksi pasar, tekanan jual bisa semakin besar karena pasar saat ini sudah dipaksa memangkas harapan penurunan Fed fund rate pada November, menyusul data pasar tenaga kerja yang kuat.
Pada Rabu malam pasar mendapati risalah rapat FOMC The Fed yang memperlihatkan adanya keterbelahan opini dari para pembuat kebijakan di mana sebagian pejabat lebih memilih pemangkasan Fed fund rate lebih kecil.
"Laporan CPI bulan ini mungkin masih mendorong volatilitas pasar menyusul laporan pasar tenaga kerja yang luar biasa pada Jumat pekan lalu, sebuah pembacaan yang mengisyaratkan potensi risiko kenaikan inflasi lagi," kata Matthew Weller, analis di Forex.com dan City Index, dilansir dari Bloomberg.
Gubernur The Fed San Francisco Mary Daly menyatakan statemen dovish di mana ia berharap penurunan bunga bisa terus dilakukan untuk melindungi pasar tenaga kerja AS.
Di sisi lain, harga minyak yang kembali merangkak naik juga memberi beban pada rupiah mengingat posisi Indonesia sebagai net importer oil.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di atas US$73 per barel setelah sebelumnya turun 0,5% kemarin. Sementara Brent ditutup lebih rendah di bawah US$77 per barel.
Pasar tetap waspada terhadap potensi serangan balasan dari Israel terhadap Iran, yang meningkatkan kekhawatiran akan konflik lebih luas.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi tertekan di zona merah hari ini, kembali melemah menuju posisi Rp15.680/US$. Level support terkuat rupiah ada di Rp15.700/US$.
Sementara trendline terdekat pada time frame daily menjadi resistance psikologis potensial di Rp15.600/US$. Kemudian, target penguatan optimis lanjutan untuk dapat kembali menguat ada di level Rp15.540/US$.
Selama rupiah bertengger di atas Rp15.700/US$ usai tertekan, maka masih ada potensi melemah lebuh lanjut hingga Rp15.750/US$.
Bila terjadi penguatan hingga Rp15.550/US$ dalam tren jangka menengah (Mid-term), maka rupiah berpotensi terus menguat hingga Rp15.500/US$.
(rui)