Logo Bloomberg Technoz

Deflasi Tiada Henti, Apakah Bermanfaat Buat Rakyat?

Ruisa Khoiriyah
10 October 2024 12:45

Pedagang melayani pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (25/3/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pedagang melayani pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (25/3/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Deflasi beruntun dalam lima bulan terakhir kemungkinan akan berlanjut mendekati rekor terpanjang dalam sejarah, bila kinerja penjualan ritel masih lesu seperti perkiraan Bank Indonesia.

Deflasi yang semakin panjang sudah tidak bisa lagi dilihat sebagai fenomena biasa sekadar karena suplai barang yang melimpah di pasar. Sebaliknya, deflasi panjang adalah sinyal kuat tengah terjadi pelemahan belanja masyarakat saat ini.

Sebagian konsumen ditengarai menahan belanja, sedangkan sebagian yang lain mengalami penurunan daya beli karena pendapatan susut atau karena tersedot kenaikan beban cicilan utang.

Data terbaru dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia mengonfirmasi bahwa deflasi terpanjang dalam 25 tahun lima bulan ini adalah karena isu daya beli. 

Kelompok konsumen menengah dengan nilai pengeluaran antara Rp3,1 juta-Rp4 juta terlihat mengurangi pengeluaran untuk konsumsinya. Indikasi menahan belanja terlihat karena pada saat yang sama, alokasi untuk tabungan meningkat, begitu juga pengeluaran untuk cicilan utang.