Logo Bloomberg Technoz

Bauran EBT Jauh di Bawah Target, Bahlil Ungkap 2 Biang Keroknya

Dovana Hasiana
10 October 2024 09:10

Percepat Pemanfaatan EBT, PLN Gandeng Pupuk Indonesia dan ACWA Power untuk Produksi Hidrogen dan Amonia Hijau. (dok: PLN)
Percepat Pemanfaatan EBT, PLN Gandeng Pupuk Indonesia dan ACWA Power untuk Produksi Hidrogen dan Amonia Hijau. (dok: PLN)

Bloomberg Technoz, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan sedikitnya terdapat dua alasan yang menyebabkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) dalam sistem ketenagalistrikan di Indonesia masih sangat rendah.

Pertama, masalah harga, di mana harga listrik dari sumber EBT masih lebih tinggi dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara. 

Namun, Bahlil menggarisbawahi hal tersebut sebenarnya tidak menjadi suatu masalah karena investasi belanja modal atau capital expenditure (capex) yang besar.

“Maka kemudian saya membuat contoh seperti panas bumi. Sekarang harganya 9,5 sen. Saya buat peraturan menteri, jual ke PLN 9,5 sen. Itu saya hitung rata-rata itu 10 tahun sudah break even point [BEP], kalau dia maksimal bisa 8 tahun,” ujar Bahlil dalam agenda BNI Investor Daily Summit 2024, dikutip Kamis (10/10/2024).

Kemudian, harga jual tersebut bakal turun menjadi 7,3 sen hingga 7,5 sen pada tahun-tahun berikutnya. Bahlil mengatakan, hal ini dilakukan agar tidak memberikan beban subsidi kepada pemerintah dan masyarakat.