Logo Bloomberg Technoz

Siap-Siap, Tekanan Pelemahan Rupiah Kembali Datang

Tim Riset Bloomberg Technoz
10 October 2024 07:40

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan menghadapi tantangan berat lagi hari ini di tengah sentimen pasar global yang kembali suram jelang rilis data penting pekan ini yaitu data inflasi Indeks Harga Konsumen dan Produsen (CPI dan PPI) Amerika Serikat (AS).

Tekanan kembali datang bagi aset-aset emerging market, termasuk rupiah di pasar offshore. Indeks dolar AS melesat lagi dan kemarin parkir di 102,92 ketika imbal hasil Treasury, surat utang AS, kembali melonjak dengan tenor 10Y naik 5,7 bps ke level 4,06% dan tenor 2Y yang sensitif dengan arah bunga acuan pagi ini naik 5,1 bps ke level 4,01%.

Situasi itu pada akhirnya menekan rupiah di pasar forward. Dini hari tadi pada penutupan bursa New York, rupiah nondeliverable forward (NDF) melemah 0,15% ke level Rp15.714/US$ setelah hari sebelumnya menguat. 

Pagi ini, rupiah NDF-1M semakin terperosok nilainya di kisaran Rp15.730/US$ ketika indeks dolar AS masih stabil di kisaran 102,88. Sementara NDF-1W bergerak di Rp15.694/US$ setelah ditutup lemah juga dini hari tadi di Rp15.703/US$.

Malam nanti AS akan mengumumkan data inflasi CPI untuk bulan September yang diprediksi menunjukkan angka lebih landai. Meski begitu, pasar sudah melepaskan taruhan pemangkasan bunga The Fed sebesar 50 bps bulan depan.