Logo Bloomberg Technoz

Konflik yang terjadi di Timur Tengah telah kembali mengalihkan perhatian AS pada permusuhannya terhadap Iran dan aliansinya dengan Israel.

Saat ditanya apakah Harris akan menggunakan kekuatan militer untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, dia menjawab tidak akan membahas hal-hal yang bersifat hipotetis. 

Iran sendiri menyangkal tengah berupaya memperoleh senjata nuklir, tetapi negara itu telah memajukan program nuklirnya.

Pada 2018, mantan Presiden Donald Trump, saingan Harris dalam Pilpres November mendatang, membatalkan kesepakatan multilateral yang membuat Iran mengurangi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi terhadap Iran.

Saat mulai menjabat, Presiden Joe Biden berjanji menghidupkan kembali pakta tersebut. Namun, sejumlah perundingan tidak langsung dengan para pejabat Iran telah gagal untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut.

Biden kemudian terus memberlakukan sanksi era Trump terhadap Iran, dan juga menambahkan puluhan sanksi lainnya terhadap perusahaan dan pejabat Iran.

Saat Haniyeh terbunuh di Teheran pada akhir Juli lalu dalam serangan yang disebut dilakukan Israel, Biden menolak untuk mengatakan bahwa Iran memiliki hak untuk membela diri.

Bahkan saat Iran merespons serangan Israel pekan lalu, para pejabat AS bergegas mengutuknya dan berjanji akan memberikan "sanksi yang berat."

Harris pun "dengan tegas" mengecam serangan rudal Iran tersebut. "Saya memiliki pandangan yang jelas: Iran adalah kekuatan yang mengganggu kestabilan dan berbahaya di Timur Tengah, dan serangan terhadap Israel semakin menunjukkan fakta tersebut," ujarnya pada 1 Oktober. 

Harris telah berulang kali berjanji untuk terus mempersenjatai Israel, meskipun ada kemarahan yang semakin meningkat atas pelanggaran-pelanggaran Israel yang terdokumentasikan dengan baik di Gaza dan Lebanon.

(ros)

No more pages