Pasalnya kata dia, pengobatan semacam ini baru booming 10 tahun terakhir.
"Karena ini boomingnya baru 10 tahun terakhir, kita di Indonesia belum mengatur itu, tetapi kita akan membuat aturannya. Nantinya akan mengundang pakar kita untuk membuat aturan itu, tidak mudaH,"ujarnya.
Obat-obat berbasis sel genetik ini menjadi harapan baru bagi pasien sekalipun yang tidak sembuh dari sakitnya. Tingkat keberhasilan kesembuhan disebutkan di atas 90%. Penyakit pasien yang disasar biasanya penyakit kronis termasuk kanker hingga masalah tulang.
Indonesia memiliki produk biologi yang dibuat sendiri
Lucia mengatakan Indonesia sendiri sudah mampu memproduksi obat biologis. Seperti produksi insulin secara mandiri karena banyaknya kasus diabetes di Indonesia.
"Produk biologi yang paling gampang, paling dikenal sama teman-teman itu insulin penggunaannya paling banyak karena kasus diabetes di Indonesia itu banyak sekali. Kita sudah bisa memproduksi insulin dalam negeri kita sudah bisa memproduksi vaksin dalam negeri dari 14 antigen vaksin rutin yang digunakan oleh Kementerian Kesehatan, 10 jenis sudah bisa diproduksi dalam negeri," ungkapnya
"Nah ini membutuhkan teknologi yang lebih advance dan juga obat kanker yang berbasis biologi antibodi monoklonal juga sudah bisa mulai diproduksi dalam negeri, nah itu tentunya harus didukung dengan riset-riset yang memiliki kualitas baik agar supaya nanti pada saat memberikan izin edar, Badan POM sudah memiliki evidence based yang baik," tambahnya.
(dec/spt)