Logo Bloomberg Technoz

“Dari sejak awal saya ingatkan Indonesia kalau tergantung impor [pangan] terus, kalau terjadi krisis bagaimana?”

Epon Sukarsih merawat lahan sawah di bantaran Kali Kanal Banjir Timur (KBT), Jakarta pada Jumat (6/9/2024). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Pernyataan Prabowo selaras dengan target yang baru diumumkan Kementerian Pertanian bahwa  Indonesia dapat mulai swasembada beras pada 2027, dan bahkan menjadi eksportir komoditas pangan pokok tersebut pada 2028.

Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Lahan Marginal Kementan, Anny Mulyani, mengatakan saat ini kementerian telah mematangkan peta jalan perberasan untuk mencapai target tersebut.

“Kami telah memetakan program-program strategis, seperti pompanisasi, optimalisasi lahan rawa, dan cetak sawah, yang diharapkan bisa menambah produksi beras hingga jutaan ton per tahun,” ujar Anny melalui siaran pers, dikutip Rabu (9/10/2024).

Rencananya, produksi beras nasional akan mulai ditingkatkan signifikan pada 2025 dengan program pompanisasi dan cetak sawah di areal seluas 1 juta hektare (ha). Dengan demikian, produksi beras diharapkan mampu bertambah 2,5 juta ton per tahun.

Tahun selanjutnya, atau pada 2026, Kementan akan melanjutkan cetak sawah dan perbaikan irigasi di areal seluas 1 juta ha tersebut, serta mengurangi ketergantungan pada impor.

“Target kami, produksi beras melonjak hingga 5 juta ton,” klaim Anny.

Pada 2027, produksi beras ditingkatkan lagi menjadi 10 juta ton, melalui cetak sawah dan perbaikan irigasi di area yang sama. Pada tahun ini, Indonesia diharapkan telah mencapai swasembada penuh.

Selanjutnya, pada 2028, Indonesia ditargetkan mulai mengekspor beras, dengan target peningkatan produksi hingga 10 juta ton. 

Puncaknya, pada 2029, Kementan mencanangkan produksi mencapai 12,5 juta ton beras, dengan program cetak sawah, ekspor beras, dan bantuan beras untuk kebutuhan kemanusiaan.

“Peta jalan ini menggarisbawahi transformasi besar Indonesia; dari swasembada pada 2027 hingga menjadi lumbung pangan dunia pada 2029. Dengan dukungan semua pihak, kita bisa mewujudkan hal ini,” ujar Anny.

Sekadar catatan, saat ini, pemerintah tengah berfokus pada lahan intensifikasi sawah eksisting seluas 40.000 ha di Kabupaten Merauke, Papua Selatan.

"Dari jumlah tersebut, 35.000 ha di antaranya dalam masa pertanaman. Ke depan akan kami perluas sehingga menghasilkan produksi yang cukup besar," jelasnya.

(wdh)

No more pages