Melemahnya IHSG merupakan efek secara langsung dari dropnya sejumlah saham big caps.
Berikut diantaranya berdasarkan data Bloomberg, Rabu (9/10/2024).
- Bank Mandiri (BMRI) mengurangi 11 poin
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mengurangi 9,13 poin
- Astra International (ASII) mengurangi 6,54 poin
- Barito Renewables Energy (BREN) mengurangi 3,74 poin
- Telkom Indonesia (TLKM) mengurangi 3,39 poin
- Chandra Asri Petrochemical (TPIA) mengurangi 2,73 poin
- Indosat (ISAT) mengurangi 2,05 poin
- Bumi Resources (BUMI) mengurangi 1,88 poin
- Bayan Resources (BYAN) mengurangi 1,46 poin
- Kalbe Farma (KLBF) mengurangi 1,37 poin
Adapun saham-saham energi juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) drop 6,14% ke posisi Rp535/saham dan saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga melemah dengan kehilangan 4,28% ke posisi Rp224/saham.
Disusul oleh pelemahan saham teknologi, saham PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) yang turun 5,81% ke Rp65/saham, dan saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang mencetak minus 5,44% ke Rp139/saham.
Penjualan Ritel di September Diperkirakan Lesu
Penjualan ritel atau eceran di Indonesia membaik pada Agustus. Pada September, penjualan ritel diperkirakan tumbuh melambat.
Pada Rabu, Bank Indonesia merilis hasil Survei Penjualan Eceran. Pada Agustus, penjualan ritel yang dicerminkan dengan Indeks Penjualan Riil (IPR) berada di 215,9.
Pencapaian tersebut menguat 5,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Angka itu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Juli sebelumnya di 4,5% yoy.
“Didorong terutama oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,” sebut keterangan tertulis BI.
Dibandingkan Juli (month-to-month/mtm). IPR ada kenaikan 1,7% mtm. Membaik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang terkontraksi (tumbuh negatif) 7,2% mtm.
Untuk September, BI memperkirakan IPR berada di 210,5. Tumbuh 4,7% yoy.
“Kinerja penjualan eceran tersebut ditopang antara lain oleh Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Suku Cadang dan Aksesori, serta Subkelompok Sandang,” tambah keterangan BI.
Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan terkontraksi 2,5% mtm. Ini disebabkan seiring dengan menurunnya permintaan masyarakat akibat berakhirnya program diskon yang diterapkan retailer kala perayaan HUT RI.
(fad)