Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan produksi siap jual atau lifting minyak Indonesia bisa meningkat 200.000 barel per hari atau barrel oil per day (BOPD), meski tidak menjelaskan kapan target tersebut bisa dicapai.

Namun, Bahlil menggarisbawahi target tersebut bisa terwujud melalui 3 syarat. Pertama, optimasi sumur-sumur yang idle. 

Dalam paparannya, Bahlil menjelaskan Indonesia memiliki 44.985 sumur minyak dan gas (migas), di mana 16.433 sumur aktif berproduksi, 16.990 sumur idle tidak berproduksi, dan 11.562 sumur lain-lain (abandoned, injection, dry-hole).

Setelah diteliti lebih lanjut, Bahlil mengatakan, terdapat 4.993 sumur idle yang tidak memiliki potensi hydrocarbon (HC), 4.495 sumur idle yang memiliki potensi HC dan 7.502 sumur idle yang dalam proses review.

“Saya breakdown lagi 5.000 sumur idle ini lebih banyak konsensinya dipegang oleh siapa? Ternyata oleh badan usaha milik negara [BUMN] yang namanya PT Pertamina [Persero]. Terus saya tanya kenapa tidak dijalankan? Ini saya bikin pencabutan izin [seperti izin usaha pertambangan] tahap kedua, ini kelihatannya berpotensi untuk melakukan penataan untuk sumur-sumur yang tidak dikerjakan,” ujar Bahlil dalam agenda BNI Investor Daily Summit 2024, Rabu (9/10/2024). 

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia (BloombergTechnoz/Ezra Sihite)

Menurut Bahlil, sumur yang tidak dikerjakan dengan baik oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), termasuk BUMN, bakal diambil alih untuk ditawarkan kepada yang mampu untuk mengelola dan meningkatkan produksi siap jual atau lifting nasional. 

Intervensi Teknologi

Kedua, mengoptimalkan sumur yang ada dengan intervensi teknologi, salah satunya enhanced oil recovery (EOR). Bahlil menggarisbawahi awalnya ExxonMobil awalnya hanya memiliki kapasitas lifting 100.000 BOPD, tetapi bisa meningkatkan kapasitasnya menjadi 150.000 BOPD dengan intervensi teknologi.

“Kemarin saya sudah bicara sama Pertamina, sama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu dan Gas Bumi [SKK Migas], ternyata dalam pengalamannya, kalau diintervensi dengan teknologi, itu bisa meningkatkan 20% dari total lifting kita sekarang,” ujarnya.

Bahlil memberikan gambaran bahwa posisi lifting Indonesia saat ini berada pada level 600.000 BOPD, sehingga berpotensi meningkat 120.000 BOPD melalui intervensi teknologi.

Ketiga, segera melakukan eksplorasi. Namun, Bahlil mengatakan perizinan eksplorasi hulu migas sebelumnya sangat sulit.

“Dahullu itu ada 329 izin, sekarang sudah dipangkas-pangkas. Sekarang tinggal kurang lebih 150 atau 100—200 izin lagi,” ujarnya.

Dengan asumsi bahwa 1 izin dikerjakan selama 3 hari, maka dibutuhkan sekitar 1 tahun untuk mengurus 150 perizinan tersebut, bahkan bisa mencapai 2—3 tahun hanya untuk mengurus izin.

“Itu baru lifting sebelum eksplorasi. Eksplorasi 2 tahun berarti 4 tahun baru bisa masuk diproduksi. Maka ke depan selain kita mengoptimalkan sumur-sumur tua yang idle kita harus bangkitkan dia dan intervensi teknologi kepada sumur-sumur yang berjalan maka kita harus melakukan penetrasi terhadap eksplorasi baru.” ujarnya.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi produksi siap jual atau lifting minyak berada pada level 576 million barel oil per day (MBOPD) pada semester I-2024.

Angka ini berada di bawah target lifting minyak yang berada di anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024 dan work program & budget (WP&B) 2024 masing-masing sebesar 635 MBOPD dan 589,5 MBOPD.

(dov/wdh)

No more pages