“Kami ikut angkanya Pak Prof Dadan dulu. Kami ikut angkanya, tapi nanti 2025 itu pasti akan ada perubahan-perubahan lagi. Disesuaikan dengan situasi yang ada di 2025,” tuturnya.
Drajad mengatakan pada tahun depan pemerintah harus mencapai pertumbuhan pada level 5,8% - 5,9% untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 6-7% agar dapat tumbuh mencapai target Prabowo 8%.
Atas dasar itu, Drajad menyatakan belanja negara sebesar Rp3.613 triliun dalam APBN 2025 masih memiliki kekurangan sekitar Rp300 triliun untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6-7% pada tahun depan.
“Kekurangannya berapa? Itu masih kurang Rp300 triliun. Terus bagaimana kita bisa dapet Rp300 triliun? Sementara APBN 2025 itu 45% dari pendapatan negara itu habis untuk debt service [pembiayaan utang],” kata Drajad.
Drajad menyebut, salah satu upaya untuk mengejar kekurangan anggaran tersebut yakni melalui pembentukan Badan Penerimaan Negara (BPN) dan mendapatkan setoran penerimaan tambahan dari pajak yang belum terkumpulkan dan sumber yang belum tergali.
Sebelumnya, pemerintah telah menganggarkan program Makan Bergizi Gratis untuk tahun 2025 sebesar Rp71 triliun, yang ditargetkan menyasar ke 15 juta masyarakat. Program ini juga dipastikan akan berjalan selama 5 tahun, dengan total perkiraan anggaran sekitar Rp460 triliun.
(azr/lav)