Logo Bloomberg Technoz

Berdasarkan data Bloomberg, harga itu premium mengingat 90% jauh lebih tinggi dari harga di pasar reguler, Rp143/saham. Sementara, harga saham Bukalapak (BUKA) saat ini sendiri bergerak di teritori negatif 4 poin atau melemah 2,72% sejak pembukaan pagi tadi.

Sama halnya, ada transaksi pasar nego saham BUKA di harga Rp146/saham dengan volume perdagangan 10 ribu lot saham. Harga ‘Match’ tersebut masih terbilang neutral mencermati pergerakan harga saham BUKA bergerak di rentang Rp132/saham–Rp150/saham sampai dengan siang hari ini.

Yang juga jadi perhatian, terdapat transaksi pasar nego saham Bukalapak di harga diskon. Pada harga Rp120/saham mencapai 5 kali transaksi, jika ditotal jumlahnya menyentuh 98 juta saham BUKA. Sehingga nilai seluruhnya sentuh Rp1,17 triliun.

Adapun saham Bukalapak sepanjang perdagangan hari ini belum sama sekali menyentuh level Rp120/saham. Di mana harga saham MBMA hanya mampu mencetak level terendah di Rp132/saham dan level tertingginya ada di Rp150/saham.

Volume transaksi saham BUKA di pasar reguler telah mencapai 212 miliar saham dengan nilai Rp1,49 miliar. Frekuensi yang terjadi sebanyak 15.273 kali.

Rumor Akuisisi Temu

Dalam 3 hari belakangan usai tersiarnya rumor yang beredar, saham Bukalapak amat laku diperdagangkan hingga jumlahnya miliaran saham. Padahal, sebelum-sebelumnya saham BUKA hanya diperjualbelikan di rentang jutaan saham saja.

Berdasarkan rumor yang beredar di pasar, Temu berniat masuk ke pasar Indonesia. Namun, rencana ini mendapat resistensi dari pemerintah, karena dicemaskan dapat merusak dan mengancam ekosistem UMKM dalam negeri seiring semakin banyaknya barang China yang masuk.

Sehingga, mengakuisisi Bukalapak (BUKA) dinilai cara yang paling logis untuk masuk ke pasar Indonesia. Namun, manajemen Bukalapak membatah kabar dan rumor tersebut.

“Perseroan tidak mengetahui informasi terkait rencana akuisisi Perseroan oleh e-commerce dari TEMU (perusahaan dari Cina),” ujar Sekretaris Perusahaan Bukalapak, Cut Fika Lutfi dalam keterbukaan informasinya.

Mengutip riset Analis Citi, Ryan Davis dalam catatan terbarunya, reli saham Bukalapak terutama didorong oleh spekulasi seputar masuknya Temu di Indonesia melalui ritel e-commerce.

“Selain spekulasi, saham BUKA masih membukukan pertumbuhan dan peningkatan profitabilitas dari waktu ke waktu.”

Ryan Davis dari Analis Citi juga mengatakan, GIC, yang memiliki 9,44% saham di Perusahaan, dapat menjual kepemilikannya

“Sementara penjualan saham akan diterjemahkan menjadi overhang, kami melihat kasus masuknya investor strategis potensial,” jelas Ryan mencermati dampak pertumbuhan lebih besar ke depan daripada sisi negatifnya.

Citi mempertahankan peringkat Beli, terhadap rating saham BUKA dengan target harga saham potensial mencapai Rp200/saham.

Berdasarkan konsensus Bloomberg saham BUKA masih dipandang Bullish. Sebanyak 18 Analis merekomendasikan Buy, atau Beli saham Bukalapak, dengan tiga Analis lainnya merekomendasikan Hold dan hanya satu Analis yang memberi rating Sell.

Target harga saham BUKA untuk 12 bulan ke depan ada di Rp187/saham.

Terbaru, Stevanus Juanda, Analis UOB KayHian (Equity) memberikan rekomendasi Buy dengan target harga Rp270/saham. Sedang, Niko Margaronis, Analis BRI Danareksa Sekuritas memberikan rekomendasi Buy, Beli saham BUKA dengan target harga saham mencapai Rp340/saham.

(fad)

No more pages