Logo Bloomberg Technoz

Pegadaian merupakan salah satu anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

Penyebab Kenaikan Harga Emas

Emas menjadi salah satu aset paling berkembang tahun ini. Sepanjang 2024, harga emas dunia di pasar spot sudah naik sekitar 28%.

Harga Emas di Pasar Spot (Sumber: Bloomberg)

Mengapa harga emas begitu berkilau tahun ini? Mengutip keterangan di situs Sahabat Pegadaian, setidaknya ada 2 faktor utama.

Pertama adalah pelemahan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Emas adalah produk yang diperdagangkan dolar AS. 

“Dengan semakin lemahnya nilai uang dolar AS terhadap mata uang asing lainnya (termasuk rupiah), harga jual emas di pasar dunia pun meningkat,” sebut keterangan itu.

Krisis utang atau defisit anggaran AS mengakibatkan kondisi perekonomian Negeri Adikuasa mengalami kemerosotan dan kepercayaan investor pun hilang sebagai akibat turunnya peringkat kekuatan finansial AS yang ditetapkan oleh Standard & Poor’s (S&P). Krisis yang menyebabkan harga emas selalu naik dan stagnasi perekonomian AS tersebut diperkirakan akan berlangsung lama.

Kemerosotan kepercayaan investor terhadap perekonomian AS tercermin dari turunnya nilai mata uang AS, pemilik modal baik perorangan, lembaga maupun negara yang memiliki cadangan devisa besar yang sebelumnya menyimpan asetnya dalam bentuk mata uang dolar AS mulai mengalihkan aset dalam bentuk emas karena dianggap yang paling aman untuk melindungi nilai kekayaannya.

Faktor kedua adalah demand and supply. Terkait dengan sentimen negatif pasar atas perekonomian AS, dan memburuknya perekonomian di berbagai negara Eropa seperti Yunani, Portugal, dan meluas hingga Italia dan Spanyol. 

Kekhawatiran investor ini mendorong mereka mengalihkan investasinya dalam bentuk emas. Kondisi ini mendorong melonjaknya permintaan emas melampaui kemampuan produksi emas dunia memenuhinya.

“Sudah menjadi hukum ekonomi di mana ada keterbatasan supply sementara demand terus meningkat akan mendorong harga emas selalu naik semakin menanjak, berdasarkan data diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan stok emas tahunan di seluruh dunia hanya berada di kisaran 2% per tahun.  Ini sudah merupakan total antara hasil tambang baru dan hasil emas recycles,” lanjut keterangan itu.

Pembelian emas terbesar pada saat ini bersumber dari bank sentral berbagai negara yang berupaya mengalihkan cadangan devisanya dari mata uang dolar AS. Bank sentral China yang pada sekarang merupakan kekuatan ekonomi terbesar kedua dunia semakin tidak percaya dengan sistem ekonomi dunia yang menggantungkan sistem nilai tukar terhadap mata uang dolar AS sehingga terus menambah cadangan emasnya untuk menjaga kekayaan negara.

“Sikap yang ditempuh oleh Bank Sentral China pada umumnya akan diikuti oleh banyak negara dan jika dilihat dari konsep bahwa mata uang yang diterbitkan oleh suatu negara seharusnya didukung oleh cadangan emas yang setara, sebagaimana sistem ekonomi sebelum Bretton Woods maka dengan kemerosotan ekonomi AS dan sampai adanya keseimbangan baru atau adanya mata uang negara lain yang dapat menjamin nilai tukarnya, maka permintaan  emas akan selalu meningkat melampaui kemampuan produksi seluruh perusahaan pertambangan emas,” papar keterangan tersebut.

(aji)

No more pages