Diketahui HIMARS merupakan senjata rudal andalan Ukraina selama ini saat menghadapi tentara Rusia. Sistem roket mutakhir nan garang tersebut memiliki peluncur ganda serta amunisi artileri berkaliber besar. Selama ini HIMARS menjadi andalan Ukraina menyerang jantung pertahanan militer Rusia.
Ivanov menilai cara Ukraina ini bak menyandera warganya sendiri.
"Semoga tidak ada seorang pun di Kiev yang berpikir untuk dengan sengaja meledakkan gudang semacam itu dengan harapan untuk dapat mengemis kepada Amerika Serikat dan sekutunya kembali, guna mendapatkan lebih banyak senjata dan amunisi," kata dia.
Perang antara Rusia dan Ukraina sampai saat ini masih berkecamuk setelah invasi dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina. Sementara Ukraina sendiri menilai bahwa Rusia juga berisiko bisa menggunakan senjata nuklir mengingat sinyalemen ancaman tersebut pernah digaungkan Putin. Ketegangan antara Rusia-Ukraina terus terjadi.
Sementara itu Rusia pada akhir pekan ini juga sempat mengeluarkan ancaman kepada NATO melalui mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Dia mengatakan bahwa apabila Rusia kalah maka bisa memicu adanya perang nuklir.
Sementara Kedubes Ukraina di Jakarta pada Selasa (24/3/2023) merilis bahwa Rusia masih melakukan serangan dalam beberapa hari terakhir termasuk ke wilayah permukiman. Menurut Ukraina, setidaknya ada 4 serangan roket ke wilayah permukiman dan kemudian 18 kali tembakan di udara. Dua serangan roket bisa dihancurkan balik oleh Ukraina.
"Rusia juga lanjut menyerang ke Bakhmut dan Avdiivka demi menguasai seluruhnya wilayah Donetsk. Padahal Rusia sudah mengalami banyak kekalahan," dikutip dari siaran pers tersebut.
(ezr)