Logo Bloomberg Technoz

Di sisi lain, pertumbuhan ekspor manufaktur dan ekspor barang hanya memberikan sedikit dorongan di Indonesia. 

Pertumbuhan konsumsi berkontribusi terhadap pertumbuhan di kawasan Asia Pasifik, tetapi lajunya menurun seiring berjalannya waktu. Tren ini terlihat jelas dari pertumbuhan penjualan eceran dan impor yang lebih lambat dibandingkan dengan periode sebelum pandemi, dengan penjualan eceran sekarang berada di bawah tingkat sebelum pandemi di Indonesia.

Secara umum, pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik banyak ditopang oleh konsumsi swasta, namun kontribusinya menurun di China.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam diperkirakan masih berada di bawah tingkat pertumbuhan sebelum pandemi.

“Negara-negara kepulauan di Pasifik diperkirakan bertumbuh di angka 3,5% pada tahun 2024 dan 3.4% pada tahun 2025, seiring pulihnya sektor pariwisata. Pertumbuhan investasi tetap lemah di sebagian besar bagian kawasan ini,” terang Manuela dalam keterangan resmi, Selasa (9/10/2024).

Manuela menyatakan kawasan Asia Timur dan Pasifik akan tumbuh lebih cepat dari kawasan lain, namun masih lebih lambat daripada sebelum pandemi.

Pihaknya memprediksi, kawasan ini tumbuh pada angka 4,8% tahun 2024, namun melambat ke 4,4% di tahun 2025. Meski demikian, pertumbuhan di bagian lain pada kawasan ini diperkirakan meningkat dari 4,7% pada tahun ini menjadi 4,9% di 2025.

Pertumbuhan itu, kata Manuela, ditopang oleh meningkatnya konsumsi dalam negeri, pulihnya ekspor barang, dan kembali bergairahnya sektor pariwisata.

“Akan tetapi, pertumbuhan mengalami perlambatan. Untuk dapat mempertahankan pertumbuhan yang kuat di jangka menengah, negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik harus bersikap pro-aktif memodernisasi dan mereformasi perekonomian mereka dalam menavigasi pola perdagangan maupun teknologi yang terus berubah,” kata Manuela.

World Bank memproyeksi negara dengan perekonomian terbesar di wilayah ini yakni China, tumbuh 4,8% tahun ini dan tahun depan melambat menjadi 4,3%. Perlambatan ini terjadi di tengah melemahnya pasar properti, rendahnya kepercayaan konsumen maupun investor, dan kendala struktural seperti penduduk yang menua dan tekanan global.

(azr/lav)

No more pages