Logo Bloomberg Technoz

Tembaga Bisa Makin Mahal Gegara Krisis Smelter Katoda di China

Dovana Hasiana
09 October 2024 10:20

Pekerja menumpuk tembaga batangan./Bloomberg-Dhiraj Singh
Pekerja menumpuk tembaga batangan./Bloomberg-Dhiraj Singh

Bloomberg Techonz, Jakarta – Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) memperingatkan bahwa tekanan hebat yang dialami industri smelter tembaga di China dan banyak negara, bakal membuat pasar komoditas logam tersebut makin tidak seimbang.

Sekjen AP3I Haykal Hubeis mengatakan banyaknya smelter tembaga China yang terancam berhenti beroperasi, bahkan gulung tikar, akan memengaruhi harga tembaga dunia hingga stok konsentrat tembaga global.

“Dampaknya harga tembaga akan naik, jika ada pengurangan kapasitas atau bahkan tutupnya smelter-smelter di China. Artinya, pasokan tembaga olahan [katoda tembaga] di pasar global akan berkurang, termasuk di China sendiri yang merupakan konsumen tembaga terbesar dunia,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (9/10/2024).

Apabila pasokan tembaga olahan di pasar dunia merosot, sambung Haykal, harga komoditas logam tersebut akan makin mahal. Walhasil, pasar global cenderung tidak seimbang karena faktor permintaan tinggi dan pasokan rendah.

Grafik Harga Tembaga yang kembali melejit. (Dok Bloomberg)

“Dampaknya terhadap stok konsentrat secara global juga diperkirakan mengalami oversupply. Dalam hal ini, Freeport akan menghadapi tantangan untuk mencari smelter-smelter baru yang bisa menampung produksi konsentrat mereka,” terangnya.