Logo Bloomberg Technoz

Rachmat mengatakan kondisi tersebut bakal meningkatkan produksi dari Indonesia, sehingga bakal memiliki peran yang kuat khususnya di tengah kondisi produksi tembaga yang mengalami penurunan.

Namun, dia tidak mengelaborasi berapa tepatnya potensi cadangan tembaga di ketiga areal tambang tersebut.

Sebagai gambaran, Menurut data United States Geological Survey (USGS), total cadangan tembaga dunia pada 2022 tercatat sebanyak 890 juta ton. Adapun, produksi tambang di seluruh dunia terdata sebanyak 22 juta ton atau naik dari tahun sebelumnya  sejumlah 21,2 juta ton.

Tingginya permintaan tembaga untuk kendaraan listrik dan proyek pembangkit energi baru terbarukan (EBT) diproyeksi berbanding terbalik dengan laju pembukaan tambang baru dalam beberapa tahun ke depan.

Para analis global pun ramai-ramai merevisi outlook mereka soal suplai tembaga, dari surplus menjadi defisit minor hingga berat mulai 2024.

BMO Capital Markets, misalnya, memproyeksikan defisit minor terhadap pasok tembaga tahun depan. Goldman Sachs Group Inc juga memperkirakan suplai tembaga dunia akan tekor lebih dari 500.000 ton tahun depan. Jefferies pun mengestimasikan terjadinya shortfall besar tahun depan.

“Penurunan pasokan memperkuat pandangan kami bahwa pasar tembaga sedang memasuki periode pengetatan yang lebih jelas,” kata analis Goldman termasuk Nicholas Snowdon, dikutip Bloomberg.

Aktivitas di tambang Grasberg PT Freeport Indonesia./Dadang Tri/Bloomberg

Indonesia sendiri sudah memiliki salah satu tambang tembaga terbesar di dunia, yaitu Grasberg, yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia (PTFI). Tambang Gua Blok Grasberg adalah tambang bawah tanah (underground) yang terletak di Papua, Indonesia.

Tambang ini dimiliki oleh holding badan usaha milik negara (BUMN) sektor pertambangan PT Mineral Indusrti Indonesia (MIND ID), yang diperkirakan menghasilkan 1,7 miliar pon tembaga per 2023.

Selain MIND ID, tambang ini juga dimiliki oleh anak usaha Freeport Mc-MoRan yang memegang 49,8% saham.

(dov/wdh)

No more pages